Faktor-faktor Penyebab Runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani
Table of Contents
Kemunduran kesultanan Turki Utsmani mulai terjadi dimasa-masa reformasi didalam bidang pemerintahan, alih-alih demi kepentingan dan kemajuan bangsa Turki, akhirnya satu persatu nilai-nilai lama yang terdapat dalam kandungan kitab suci al-Quran mulai ditinggalkan dan mulai beralih kepada sistem-sistem sekulerisme buatan akal pikiran manusia yang sudah bertolak belakang dengan tuntunan syariat Islam.
1. Kondisi Pemerintahan yang Lemah dan Kemerosotan Akhlak
Turki mulai mengalami kemunduruan setelah terjangkit penyakit yang menyerang bangsa-bangsa besar sebelumnya, yaitu : cinta dunia dan pola hidup mewah, sikap iri hati, saling membenci, dan terjadinya penindasan. Pejabat pemerintahan terpuruk karena suap dan korupsi.
Para wali dan pegawai tinggi memanfaatkan jabatannya untuk sekedar menyenangkan penguasa dan penumpuk harta. Begitu pula rakyat yang terus menerus tenggelam dalam kemewahan dan kesenangan hidup, meninggalkan pemahaman nilai nilai agama.
2. Serangan dan Pertempuran Militer Dari Eropa
Sebelum terjadinya Perang Dunia I yang menghancurkan Turki, upaya penyerangan dari Raja Eropa ke Turki sebenarnya sudah dimulai pada akhir abad 16, dimana saat itu keluar statement yang menyatakan bahwa: ”Sri Paus V, raja Perancis Philip dan republik Bunduqiyah sepakat untuk mengumumkan perang ofensif dan defensif terhadap orang-orang Turki untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai Turki seperti Tunisia, Al-Jazair dan Taroblush”.
Sejak itulah Turki melemah karena banyaknya pertempuran yang terjadi antara mereka dan negara-negara Eropa. Puncak dari semua itu adalah keterlibatan Turki dalam Perang Dunia I pada 2 Agustus 1914. Atas rencana busuk dari Mustafa Kamal, mengakibatkan Turki kehilangan segala-galanya, dimana militer penjajah akhirnya memasuki Istambul.
3. Gerakan Oposisi Sekuler dan Nasionalis
Selain serangan konspirasi dari luar, kekhalifahan Utsmaniyah juga menerima perlawanan oposisi dari organisasi sekuler dan nasionalis yang sempit, seperti Organisasi Wanita Turki dan Organisasi Persatuan dan Kemajuan yang dipelopori oleh Mustafa Kemal Ataturk. Dalam perjuangannya, mereka banyak bekerja sama dengan negara Eropa untuk mewujudkan keinginan mereka menghilangkan kekhalifahan.
Puncaknya apa yang terjadi pada tahun 1909 Masehi, dengan dalih gerakan mogok massal, organisasi Persatuan dan Kesatuan berhasil memasuki Istanbul, menyingkirkan khalifah Abdul Hamid II dan melucutinya dari pemerintahan dan keagamaan dan tinggal menjadi simbol belaka. Tidak cukup itu, pada 3 Maret 1924.
Badan legislatif mengangkat Mustafa Kamal sebagai presiden Turki dan membubarkan khilafah Islamiyah. Tidak lama setelah itu, Khalifah Abdul Hamid dan keturunannya diusir dari Turki dan aset kekayaannya disita oleh Negara.
Kesultanan Utsmaniyah dibubarkan tanggal 1 November 1922, dan Sultan terakhirnya yakni Sultan Mehmed VI yang berkuasa sejak 1918 sampai 1922.
Sultan Mehmed VI, ia meninggalkan negara ini (Turki) pada tanggal 17 November 1922. Kemudian Majelis Agung Nasional Turki mendeklarasikan berdirinya Republik Turki pada tanggal 29 Oktober 1923. Kemudian kekhalifahan kesultanan Turki Utsmaniyah secara resmi dibubarkan pada tanggal 3 Maret 1924.