Biografi Syekh Ahmad Surkati, Pendiri Organisasi Al-Irsyad
Table of Contents
Ahmad Surkati juga sangat berperan penting dalam perkembangan Islam di Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan dan pembaruan pemikiran Islam. Para sejarawan banyak mengakui bahwa peranan organisasi Al-Irsyad dalam mereformasi pada pemikiran-pemikiran para tokoh Islam di Indonesia.
a. Pendidikan Islam yang murni (kembali ke Qur'an dan Sunnah)
b. Menghapus praktik bid’ah dan khurafat
c. Mendorong pemikiran rasional dan modern dalam Islam
d. Persamaan derajat antar umat Islam tanpa memandang asal-usul
1. Muhammad Abduh
2. Jamaluddin Al-Afghani
3. Ibnu Taimiyah
4. Muhammad bin Abdul Wahhab (terkait purifikasi aqidah)
Pemikiran-pemikiran Syekh Ahmad Surkati banyak menginspirasi tokoh-tokoh nasional Indonesia diantaranya, seperti:
1. KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah)
2. KH. Hasyim Asyari (Pendiri NU)
3. H.O.S. Cokroaminoto (Tokoh Nasionalis)
Wafat
Syekh Ahmad Surkati wafat pada tahun 1943 di Jakarta. Ia dimakamkan di pemakaman Tanah Abang, dan hingga kini dikenal sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam modern di Indonesia. Demikian biografi singkat tentang Syekh Ahmad Surkati salah satu sosok ulama besar Indonesia.
Akan tetapi namanya seolah-olah tenggelam begitu saja karena tidak banyak disebutkan dalam berbagai literatur peradaban sejarah dan di perkuliahan pemikiran Islam di Indonesia.
Biografi Syekh Ahmad Surkati
Nama lengkap: Ahmad bin Muhammad As-Surkati Al-Anshari
Lahir: 1875 M di Dongola, Sudan
Wafat: 1943 M di Jakarta, Indonesia
Kebangsaan: Sudan (kemudian menetap di Hindia Belanda/Indonesia)
Julukan: Imam Al-Mujaddid, Pembaruan Islam
Latar Belakang dan Pendidikan
Syekh Ahmad Surkati lahir di wilayah Dongola, Sudan, dari keluarga yang dikenal taat beragama. Ia keturunan dari Bani Anshar (karena itu memakai nisbah Al-Anshari).
Pendidikan awal ia peroleh di Sudan, lalu melanjutkan ke Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, yang saat itu merupakan pusat keilmuan Islam dunia. Di sana ia dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan kritis. Setelah menyelesaikan pendidikan di Al-Azhar, ia juga belajar di Darul ‘Ulum, lembaga pendidikan tinggi yang menggabungkan ilmu agama dan ilmu modern.
Hijrah ke Indonesia
Pada awal abad ke-20, Syekh Ahmad Surkati diundang ke Mekkah oleh para tokoh Jamiat Kheir, sebuah organisasi sosial dan pendidikan milik komunitas Arab di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Tujuan utamanya adalah mendidik guru-guru dan meningkatkan kualitas pendidikan Islam.
Pada tahun 1911, Syekh Ahmad Surkati datang ke Jakarta (saat itu Batavia). Namun, karena perbedaan pandangan, terutama soal kesetaraan sosial antara keturunan Arab dan non-Arab, ia berselisih dengan pimpinan Jami'at Kheir yang berpandangan feodal.
Pendirian Al-Irsyad
Akibat konflik tersebut, pada tahun 1914, Syekh Ahmad Surkati mendirikan organisasi baru bernama Al-Irsyad Al-Islamiyyah, yang berfokus pada beberapa hal sebagai berikut:
Biografi Syekh Ahmad Surkati
Nama lengkap: Ahmad bin Muhammad As-Surkati Al-Anshari
Lahir: 1875 M di Dongola, Sudan
Wafat: 1943 M di Jakarta, Indonesia
Kebangsaan: Sudan (kemudian menetap di Hindia Belanda/Indonesia)
Julukan: Imam Al-Mujaddid, Pembaruan Islam
Latar Belakang dan Pendidikan
Syekh Ahmad Surkati lahir di wilayah Dongola, Sudan, dari keluarga yang dikenal taat beragama. Ia keturunan dari Bani Anshar (karena itu memakai nisbah Al-Anshari).
Pendidikan awal ia peroleh di Sudan, lalu melanjutkan ke Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, yang saat itu merupakan pusat keilmuan Islam dunia. Di sana ia dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan kritis. Setelah menyelesaikan pendidikan di Al-Azhar, ia juga belajar di Darul ‘Ulum, lembaga pendidikan tinggi yang menggabungkan ilmu agama dan ilmu modern.
Hijrah ke Indonesia
Pada awal abad ke-20, Syekh Ahmad Surkati diundang ke Mekkah oleh para tokoh Jamiat Kheir, sebuah organisasi sosial dan pendidikan milik komunitas Arab di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Tujuan utamanya adalah mendidik guru-guru dan meningkatkan kualitas pendidikan Islam.
Pada tahun 1911, Syekh Ahmad Surkati datang ke Jakarta (saat itu Batavia). Namun, karena perbedaan pandangan, terutama soal kesetaraan sosial antara keturunan Arab dan non-Arab, ia berselisih dengan pimpinan Jami'at Kheir yang berpandangan feodal.
Pendirian Al-Irsyad
Akibat konflik tersebut, pada tahun 1914, Syekh Ahmad Surkati mendirikan organisasi baru bernama Al-Irsyad Al-Islamiyyah, yang berfokus pada beberapa hal sebagai berikut:
a. Pendidikan Islam yang murni (kembali ke Qur'an dan Sunnah)
b. Menghapus praktik bid’ah dan khurafat
c. Mendorong pemikiran rasional dan modern dalam Islam
d. Persamaan derajat antar umat Islam tanpa memandang asal-usul
Organisasi Al-Irsyad menjadi salah satu pelopor modernisasi pendidikan Islam di Indonesia dan menyebar ke berbagai kota besar, seperti: Surabaya, Pekalongan, Tegal, dan lain-lain.
Pemikiran dan Pengaruh
Syekh Ahmad Surkati dikenal sebagai pembaharu Islam (mujaddid) yang berani menentang paham taklid buta. Ia banyak dipengaruhi pemikiran ulama-ulama besar, seperti:
Pemikiran dan Pengaruh
Syekh Ahmad Surkati dikenal sebagai pembaharu Islam (mujaddid) yang berani menentang paham taklid buta. Ia banyak dipengaruhi pemikiran ulama-ulama besar, seperti:
1. Muhammad Abduh
2. Jamaluddin Al-Afghani
3. Ibnu Taimiyah
4. Muhammad bin Abdul Wahhab (terkait purifikasi aqidah)
Pemikiran-pemikiran Syekh Ahmad Surkati banyak menginspirasi tokoh-tokoh nasional Indonesia diantaranya, seperti:
1. KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah)
2. KH. Hasyim Asyari (Pendiri NU)
3. H.O.S. Cokroaminoto (Tokoh Nasionalis)
Wafat
Syekh Ahmad Surkati wafat pada tahun 1943 di Jakarta. Ia dimakamkan di pemakaman Tanah Abang, dan hingga kini dikenal sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah Islam modern di Indonesia. Demikian biografi singkat tentang Syekh Ahmad Surkati salah satu sosok ulama besar Indonesia.