Asif bin Barkhiyā: Ilmuwan Spiritual di Balik Keajaiban Singgasana Ratu Bilqis

Table of Contents
Dalam sejarah kenabian, khususnya yang tercatat dalam Al-Qur’an, terdapat satu sosok misterius namun luar biasa yang hanya disebut secara tersirat. Ia bukan nabi, bukan jin, dan bukan malaikat, namun tindakannya melebihi kemampuan makhluk-makhluk luar biasa lainnya. Dialah Asif bin Barkhiyā, manusia berilmu tinggi yang hidup pada masa Nabi Sulaiman ‘alaihis salam. Namanya tidak disebut langsung dalam Al-Qur’an, namun peran pentingnya diabadikan dalam kisah monumental pemindahan singgasana Ratu Bilqis bukan dengan kekuatan fisik, tetapi dengan "ilmu dari al-Kitab" dan izin Allah.
 

Siapakah sebenarnya Asif bin Barkhiyā? Bagaimana ia bisa memindahkan benda besar sejauh ratusan kilometer hanya dalam sekejap mata? Dan apa pelajaran besar yang bisa kita ambil dari kisahnya?
 
Latar Belakang Sejarah

Asif bin Barkhiyā hidup pada masa kejayaan Nabi Sulaiman, seorang nabi sekaligus raja yang dikaruniai kekuasaan luar biasa oleh Allah: mampu berbicara dengan binatang, menundukkan angin, dan memerintah jin. Dalam kerajaannya, Nabi Sulaiman dikelilingi oleh para penasihat dari kalangan manusia, jin, dan hewan. Salah satu manusia yang paling dekat dengannya dan terkenal karena kecerdasan dan ketakwaannya adalah Asif bin Barkhiyā.

Para ulama dan mufasir klasik seperti Ibn Katsir, Al-Qurthubi, dan Al-Tha’labi menyebut bahwa Asif adalah sekretaris atau penulis wahyu Nabi Sulaiman, semacam menteri atau penasihat spiritual. Ia bukan hanya cerdas, tapi juga memiliki hubungan ruhani yang sangat kuat dengan Allah.
Peristiwa Luar Biasa: Pemindahan Singgasana Ratu Bilqis

Kisah Asif mencapai puncaknya dalam peristiwa yang tercatat dalam Surah An-Naml ayat 38-40. Dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman ingin menunjukkan kekuasaan Allah kepada Ratu Bilqis, penguasa kerajaan Saba (Yaman), sebelum ia datang menghadap. Ia bertanya kepada para pengikutnya siapa yang mampu memindahkan singgasananya dari negeri Saba ke istananya di Palestina.
 
Tawaran dari Jin Ifrit

Seorang Ifrit dari golongan jin menawarkan diri:

قَالَ عِفْرِيْتٌ مِّنَ الْجِنِّ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَّقَامِكَۚ وَاِنِّيْ عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ اَمِيْنٌ

Artinya : Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu; dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya. (QS. An-Naml: 39)

Tawaran ini mencengangkan, karena jin dikenal mampu menempuh jarak jauh dengan cepat. Namun, yang lebih mengejutkan adalah tawaran berikutnya:
 
Tawaran dari Orang Berilmu

Lalu datang seseorang yang memiliki ilmu dari al-Kitab, dan berkata:

.... قَالَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتٰبِ اَنَا۠ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَۗ

Artinya : "Aku akan membawakan singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.....". (QS. An-Naml: 40)

Dan benar saja, dalam sekejap mata, singgasana Ratu Bilqis telah berpindah secara utuh ke hadapan Nabi Sulaiman.

Siapakah orang yang memiliki kemampuan sehebat itu?
 
Asif bin Barkhiyā: Pemilik Ilmu dari al-Kitab

Para mufasir sepakat bahwa yang dimaksud dengan “orang yang memiliki ilmu dari al-Kitab” adalah Asif bin Barkhiyā. Ia bukan menggunakan kekuatan fisik seperti jin, tetapi menggunakan ilmu spiritual tinggi pengetahuan yang berasal dari wahyu atau kitab suci, dan kedekatan dengan Asma’ Allah al-A’zham (Nama-nama Allah yang Maha Agung).

Apa Itu “Ilmu dari al-Kitab”?

Menurut sebagian ulama, “ilmu dari al-Kitab” yang dimiliki Asif adalah:

1. Pengetahuan tentang Nama Allah yang Agung (Ismullah al-A’zham).
2. Ilmu yang memungkinkan ia berdoa dengan sangat mustajab, hingga Allah mengabulkan permintaannya secara instan.
3. Ilmu metafisik yang memungkinkan perintah Allah bekerja melampaui ruang dan waktu.

Disebutkan bahwa Asif hanya menyebut satu Nama Allah, lalu berdoa agar singgasana itu dipindahkan, dan Allah mengutus malaikat atau “melipat bumi” (ṭayy al-ardh) untuk mengangkut singgasana dalam sekejap.
 
Sains vs Spiritual: Apakah Bisa Dijelaskan?

Dalam perspektif sains modern, tidak ada teknologi saat ini yang bisa memindahkan benda besar secara fisik dan instan. Bahkan teori seperti teleportasi kuantum, wormhole, dan entanglement masih berada dalam tahap konsep atau hanya berlaku pada level sub-atomik.

Namun, dalam keimanan Islam, tindakan Asif adalah bentuk karamah, yaitu kejadian luar biasa yang Allah berikan kepada hamba saleh bukan sihir, bukan teknologi, melainkan manifestasi langsung dari kuasa Allah melalui perantara orang beriman.
 
Pelajaran dari Sosok Asif bin Barkhiyā
 
1. Ilmu dan Iman Lebih Hebat dari Kekuatan

Asif membuktikan bahwa kedalaman ilmu dan keikhlasan iman lebih unggul daripada kekuatan fisik jin Ifrit. Dalam dunia modern, ini menegaskan bahwa ilmu yang terhubung dengan etika dan spiritualitas memiliki kekuatan lebih besar dari teknologi semata.
 
2. Doa dan Kedekatan dengan Allah Adalah Kunci

Asif tidak menggunakan alat, senjata, atau mantra. Ia hanya menggunakan doa yang benar dengan keikhlasan hati dan Nama Allah yang Maha Agung.
 
3. Peran Orang Berilmu dalam Peradaban

Nabi Sulaiman adalah penguasa dan nabi, namun ia tetap menghormati dan mendengar nasihat dari orang seperti Asif. Ini menunjukkan pentingnya peran cendekiawan dan orang berilmu dalam kepemimpinan dan kemajuan masyarakat.
 
Penutup

Asif bin Barkhiyā adalah sosok yang jarang dibicarakan di luar lingkaran kajian tafsir, namun peran dan kemampuannya menunjukkan bahwa manusia biasa yang saleh dan berilmu bisa melakukan hal yang luar biasa dengan izin Allah. Ia bukan tokoh fiksi, bukan mitos, tapi bagian dari kisah yang diabadikan oleh Al-Qur’an kitab suci yang tidak pernah menyebut hal sia-sia.

Di era modern yang menjunjung tinggi logika dan teknologi, kisah Asif bin Barkhiyā adalah pengingat bahwa dimensi spiritual dan keimanan memiliki tempat penting dalam realitas kehidupan dan terkadang, justru menjadi kunci utama untuk hal-hal yang tak bisa dijangkau oleh akal dan mesin.
Bang Mimin
Bang Mimin Editor and Content Writer