Aneka Menu Makanan Lebaran Khas Sunda

Table of Contents
Hari raya lebaran Idul Fitri adalah momen yang membahagiakan setelah selama satu bulan berpuasa, untuk menyambut hari raya lebaran tersebut segenap umat Islam merayakannya dengan penuh suka cita dengan menyiapkan berbagai macam sajian menu masakan. Seminggu menjelang hari lebaran, ibu-ibu rumah tangga sudah mulai sibuk menyiapkan berbagai sajian menu makanan yang menjadi ciri khas dimakan pada saat lebaran.


Diberbagai daerah Indonesia dengan beragam suku bangsanya tentunya berbeda-beda dalam merayakan datangnya hari raya lebaran Idul Fitri ini, sesuai dengan kebiasaan dan ciri khas daerahnya masing-masing. Untuk daerah tatar sunda sendiri memiliki beragam sajian menu makanan sebagai ciri khasnya pada saat lebaran.

Berikut ini aneka menu makanan lebaran khas Sunda yang biasa disajikan saat lebaran, diantaranya:

1. Raginang / Rengginang

Raginang (basa sunda) adalah makanan yang termasuk kue-kuean yang terbuat dari beras ketan putih atau ketan hitam yang dibuat dengan tangan memakai lidi tusuk sate dengan cara ditusuk-tusuk sampai bulat merata, atau agar semua bisa rata dengan menggunakan cetakan berbentuk bulatan sebesar bulatan gelas atau cangkir.

Setelah selesai, disimpan diatas ayakan, nyiru atau tampir tempayan yang terbuat dari bambu, lalu dikeringkan dijemur menggunakan panas matahari dan setelah kering barulah bisa di goreng. Tempat penyimpanannya kalo dulu sering menggunakan bekas kaleng kue toko seperti kaleng bekas kue khong guan wkwkw.

2. Saroja

Saroja adalah makanan yang terbuat dari tepung beras yang di campur dengan telor dan garam dan bumbu lain secukupnya, semakin banyak bahan telornya maka semakin renyah rasanya. Semua bahan di aduk sampai rata yang adonannya hampir mirip dengan adonan martabak, jangan terlalu encer juga jangan terlalu kental.

Saroja juga termasuk jenis makanan kue-kuean yang dibuat melalui cetakan khusus tapi banyak polanya. Cara membuatnya cukup mudah, yakni cetakan yang terbuat dari besi campuran itu dipanaskan dulu kedalam minyak goreng yang sudah dipanaskan, ketika sudah panas barulah dicelupkan kedalam adonan tadi.

Setelah dicelupkan lalu di angkat dan dimasukan kedalam wajan yang berisi minyak goreng sambil di goyang-goyangkan agar adonan yang menempel pada cetakan bisa terlepas, setelah cukup matang barulah bisa diangkat untuk dikeringkan.

3. Opak

Opak adalah makanan yang terbuat dari beras ketan putih kalo memakai beras ketan hitam warnanya tidak elok dilihat, cara membuatnya cukup mudah beras ketannya dimasak dulu, setelah cukup matang lalu dimasukan ke lubang Jubleg (basa sunda) atau wadah penumbukan bersama bumbu garam dan penyedap rasa.

Selagi masih panas atau hangat beras ketan terus di tumbuk sampai mengental dan halus, setelah cukup kental dan kenyal maka proses pembuatan opak di mulai, caranya : Ambil ketan yang sudah ditumbuk tadi pakai sendok kemudian di putar-putar pakai tangan sampai bulat, tapi tangannya harus pakai plastik yang dilumuri minyak goreng, nah bulatan-bulatan ini disebut dengan Pagenyel Opak (basa sunda) langsung dimakan juga enak.

Setelah bulatan ketan jadi, langsung di tekan-tekan pakai cetakan opak sampai pipih,kalo dulu sebelum ada cetakan prosesnya pakai tangan ditekan-tekan dengan memakai daun pisang dan plastik yang dilumuri minyak goreng. 

Setelah selesai lalu disimpan di atas tampir atau nyiru yang terbut dari bambu, setelah tampir atau nyiru tadi penuh, kemudian dijemur sampai kering, dan jangan lupa di bolak-balik agar keringnya sama rata.

Untuk proses memasaknya, adonan opak yang sudah kering tadi dipanggang di atas bara api, kalo bukan untuk dijual biasanya cukup menggunakan penjepit dari bambu, tapi kalo untuk di jual (bisnis) cara memanggangnya harus pakai panggangan kawat biar bisa banyak bisa lima sekali panggang atau lebih. Ciri matangnya adalah ketika warnanya sudah menguning.

4. Wajit

Wajit adalah jenis penganan yang populer selain dari opak, karena wajit seringkali menjadi oleh-oleh bagi mereka yang habis berwisata untuk dibawa pulang, wajit ini berasal dari daerah Cililin Kabupaten Bandung Barat yang sudah populer kemana-mana.

Bahan dasar wajit adalah beras ketan putih, gula aren, kelapa yang diparut dan ditambah vanilla. Proses pembuatannya adalah semua bahan-bahan yang disebutkan tadi disatukan kedalam sebuah katel atau wajan yang besar lalu dipanaskan diatas api sambil di aduk-aduk sampai rata hingga mengental, nah proses ini memang cukup memakan waktu yang agak lama.

Setelah cukup matang adonannya, proses selanjutnya adalah proses pembungkusan. Uniknya bungkusnya itu yang paling baik adalah bekas kulit jagung bukan dari kertas. Makannya meskipun Cililin itu pusatnya produksi wajit, namun kulit jagung unutk bungkusnya itu harus mendatangkannya dari luar daerah.

5. Kue Ali Agrem 

Kue Ali adalah penganan yang terbuat dari tepung beras yang dicampur gula merah lalu digoreng. Disebut kue Ali karena bentuknya menyerupai cincin, yakni bulat dan ditengahnya itu ada bolongnya. Makanan kue ali agrem ini dimasyarakat Sunda selalu ada selain dihari raya Idul Fitri seperti acara Khitanan dan acara lainnya.

6. Karedok/ Petis

Karedok adalah bahan sayuran mentah yang di campur dengan berbagai bumbu sambal. Ada beberapa jenis karedok yang populer seperti karedok leunca, karedok terong, karedok kacang panjang, toge dan karedok sayur kol. Bahan campuran lainnya yaitu irisan mentimun, irisan ketupat daun kemangi ditambah dengan kerupuk, tahu dan nasi. 

Cara membuatnya cukup mudah, yaitu : Siapkan cengek atau cabai kecil, kacang goreng ditambah garam, sedikit gula putih semuanya di ulek-ulek sampai cukup menyatu. Setelah bahan dasar untuk sambalnya selesai baru masukan jenis karedoknya apakah leunca atau kol dan lainnya, semuanya diaduk-aduk sampai merata.

7. Opor Ayam

Opor ayam adalah sajian menu makanan yang wajib ada di hari raya idul fitri, sebab menu ini termasuk menu pokok untuk makan-makan pas di hari raya perayaan. Makanan ini sudah sangat populer di berbagai daerah tak terkecuai juga di masyarakat Sunda.

Sajian menu Opor Ayam hadir bersama lontong sayur atau kupat tahu yang di potong-potong, biasanya hidangan opor Ayam disajikan dan dimakan sehabis pulang dari shalat Idul Fitri.

8. Tumis Kentang

Tumis kentang menjadi sajian yang selalu hadir menemani sajian menu makanan lainnya saat hari raya lebaran idul fitri, tidak lengkap rasanya bila tumis kentang goreng ini tidak ada. Kalo dulu tumis kentang goreng ini menjadi menu makan yang mesti ada sebab nantinya tumis kentang ini dapat di campurkan dengan mie bihun, buncis dan lainnya.

Kalo dulu tumis kentang suka dicampur dengan mie bihun ini merupakan menu makanan yang paling lama ada di dapur sehabis merayakan lebaran Idul Fitri berlalu bahkan ada yang bertahan selama satu minggu saking banyaknya.

Masih banyak lagi menu makanan lainnya yang biasanya dibuat untuk persediaan hari raya lebaran Idul Fitri dari jenis kue-kuean seperti katimus, gogodoh, kolontong, keripik namun sekarang ini sedikit demi sedikit makanan olahan hasil produksi rumahan para ibu rumah tangga ini mulai ditinggalkan.
Bang Mimin
Bang Mimin Content Writer