TP, ATP dan Modul Ajar Al-Qur'an Hadis Kurikulum Merdeka pada Madrasah
Table of Contents
Adanya pergantian kurikulum tentu sedikit banyaknya akan mempengaruhi dan akan berdampak cukup besar pada seluruh komponen administrasi pembelajaran guru dan lembaga pendidikan setempat. Atas dasar itulah maka pemerintah tidak serta merta mewajibkan seluruh lembaga pendidikan di Indonesia untuk melaksanakannya.
Dalam buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen RA, MI, MTs, MA DAN MAK sudah dijelaskan tentang pengertian, fungsi, contoh, perumusan dan penyusunannya. Berikut adalah TP ATP dan Modul Ajar SKI MI, MTs, MA dan MAK kurikulum merdeka.
A. Memahami Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada RA. Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang cukup untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuat enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran.
1. Pembelajaran yang fleksibel.
2. Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.
3. Pengembangan Rencana Pembelajaran yang Kolaboratif.
B. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami CP, diharapkan pendidik mulai mendapatkan ide-ide tentang apa yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Pada tahap ini, pendidik mulai mengolah ide tersebut, menggunakan kata-kata kunci yang telah dikumpulkannya pada tahap sebelumnya untuk merumuskan tujuan pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran (TP) yang dikembangkan ini perlu dicapai oleh peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran. Diharapkan pada penghujung fase peserta didik dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.
Dalam tahap merumuskan tujuan ini, pendidik belum mengurutkan tujuan- tujuan tersebut, cukup merancang tujuan- tujuan belajar yang lebih operasional dan konkret. Urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap berikutnya.
Dengan demikian, pendidik dapat melakukan proses pengembangan rencana pembelajaran langkah demi langkah. Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu:
1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu didemonstrasikan oleh peserta didik. Kompetensi tersebut dituangkan dengan menggunakan kata kerja pada berbagai level taksonomi. Beberapa pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik dalam merumuskan kompetensi, antara lain:
• Secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
• Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain:
• Hal apa saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP?
• Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP?
C. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam perencanaan pembelajaran adalah menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Alur tujuan pembelajaran memiliki fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai silabus, yaitu untuk perencanaan serta pengaturan pembelajaran secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun.
Oleh karena itu, pendidik dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran saja (tidak perlu lagi membuat silabus). Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) ini dapat diperoleh pendidik dengan cara:
1. Merancang sendiri berdasarkan CP
2. Mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun
3. Menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.
Bagi pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase.
Alur tujuan pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum (goals) bukan tujuan pembelajaran harian (objectives).
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan.
3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase).
Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut.
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus).
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran atau pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: matematik realistik.
7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajaran, kemudian proses berpikir (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan teknis implementatif bagi guru.
8. Alur tujuan pembelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan madrasah diberi kode nomor/huruf secara urut, untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase.
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan satu alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru memilih). Apabila terdapat kemungkinan urutan lain yang berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya. Urutan/alur tujuan pembelajaran ini perlu disusun secara jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun. Untuk itu, penyusun dapat memberi nomor atau kode.
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
1. Merancang sendiri berdasarkan CP
2. Mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun
3. Menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.
Bagi pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase.
Alur tujuan pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum (goals) bukan tujuan pembelajaran harian (objectives).
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan.
3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase).
Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut.
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus).
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran atau pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: matematik realistik.
7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajaran, kemudian proses berpikir (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan teknis implementatif bagi guru.
8. Alur tujuan pembelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan madrasah diberi kode nomor/huruf secara urut, untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase.
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan satu alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru memilih). Apabila terdapat kemungkinan urutan lain yang berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya. Urutan/alur tujuan pembelajaran ini perlu disusun secara jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun. Untuk itu, penyusun dapat memberi nomor atau kode.
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
Dowload TP, ATP dan Modul Ajar Al-Qur'an Hadis Kurikulum Merdeka pada Madrasah
Demikianlah pembahasan tentang TP ATP dan Modul Ajar Al-Qur'an Hadis (MI, MTs, MA dan MAK) Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat.