Adab Berpakaian, Berjalan, Makan dan Minum dalam Islam
Table of Contents
Islam adalah agama yang Kafah, yaitu agama yang mengajarkan tentang keseluruhan hidup manusia di atas bumi ini. Tidak ada sesuatupun tentang kehidupan di dunia ini yang luput dari aturan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Allah swt membuat aturan yang sedemikian rupa dalam rangka kasih sayangnya kepada umat manusia khususnya hambanya yang beriman agar bisa selamat didunia dan di akhirat.
Allah swt melalui firman-firmannya di banyak ayat al-Quran telah memberikan kabar kepada manusia, bahwa nantinya akan ada pahala yang berlipat ganda jika manusia itu mau beriman, dan menjalankan semua perintahnya serta menjauhi semua larangannya dan menyembah hanya kepada Allah swt. Akan tempat di Surga sebagai balasan untuk hambanya yang tetap istiqomah beriman kepada Allah Swt.
Agama Islam mengajarkan adab (akhlak) mulia bagi umatnya. Melalui pedoman hidup orang Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits banyak diperintahkan agar manusia berakhlak mulia agar mencapai derajat sebagai makhluk Allah Swt. yang sebaik-baiknya. Namun masih banyak manusia yang tidak mau melakukannya.
Ada kalanya seseorang melakukan sesuatu sesuai dengan seleranya sendiri tanpa memperhatikan adab yang ada. Ada pula seseorang melakukan sesuatu berdasarkan nilai yang ada di masyarakat dan nilai-nilai agama. Adab ditata untuk menjaga kesopanan, kepantasan, dan kelayakan dalam bersikap dan berperilaku.
Islam mengatur adab melakukan sesuatu selain agar kesopanan, kepantasan, kelayakan pergaulan terlihat juga supaya umat Islam menjalankan perintah agamanya. Jika semua ini sudah terbiasa dilakukan maka akan tercipta pribadi shalih yang memberi rasa aman dan nyaman di sekitarnya.
Rasulullah Saw telah bersabda: Artinya: Sesungguhnya aku (Muhammad Saw.) diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak. (HR. Baihaqi)
Oleh karena itu umat Islam wajib berakhlak mulia sebagaimana yang diajarkan nabi Muhammad Saw. Dalam hal ini berakhlak mulia dalam berjalan, berpakaian, makan dan minum. Pentingnya beradab mulia tidak cukup dirasakan manfaatnya oleh dan pelaku saja, tetapi lebih dari itu dapat bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Begitu pula berkaitan dengan berjalan, berpakaian, makan dan minum, diperlukan adab yang baik agar membawa manfaat bagi kita semua. Pentingnya beradab dalam berjalan agar manusia berjalan tidak sembarangan dalam berjalan baik cara dia menggerakkan kaki maupun badannya.
Cara-cara berjalan yang baik sesuai anjuran agama ditata agar manusia menjadi orang yang beradab dalam beraktifitas kesehariannya yang dimulai dengan menggerakkan badannya (berjalan).
Orang yang berjalan pada umumya melewati jalan yang dilihat orang lain (banyak). Kesopanan terhadap orang lain perlu diperhatikan agar terbina hubungan yang damai. Adab berpakaian juga penting dalam kehidupan. Adat istiadat berpakaian di Indonesia masing-masing daerah memiliki ciri khas yang selayaknya dilestarikan.
Adat istiadat berpakaian yang tidak menyalahi ajaran Islam boleh dilakukan orang Islam. Adab berpakaian ditata agar manusia tidak berpakaian seenaknya. Cara-cara berpakaian yang baik sesuai anjuran agama ditata agar umat Islam berpakaian sesuai ajaran agama seperti menutup aurat, memikirkan kepantasan dan kesopanan dalam berpakaian, dan sesuai jenis kelamin. Makan dan minum juga perlu memperhatikan adab.
Pentingnya adab makan dan minum menurut Islam mengajarkan manusia agar menjadi pribadi yang selektif dalam memilih makanan (memikirkan halal-haramnya), tidak berlebihan memakan makanan (tamak), dan memperhatikan aspek kesehatan makanan yang akan dimakan.
Jadi manusia tidak asal makan yang dia suka dan dia mau saja tetapi juga makan dan minum diniatkan untuk melangsungkan hidup dan hidup untuk beribadah kepada Allah Swt. Jadi kita wajib menjaga adab berjalan, berpakaian, makan dan minum karena selain menjalan ajaran Islam juga sangat penting untuk menjadikan seseorang yang memiliki sopan-santun dalam kegiatan sehari-hari.
Betapa besar manfaat menjaga sopan-santun sebab akan berdampak positif bagi orang lain dan lingkungan sekitar menjadi aman dan nyaman. Alangkah indahnya hidup yang teratur.
Adab Berpakaian
1. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-A’raf ayat 26, yang berbunyi:
يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسٗا يُوَٰرِي سَوۡءَٰتِكُمۡ وَرِيشٗاۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ذَٰلِكَ مِنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ ٢٦
Artinya: Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Qs. Al A’raf).
Maksud yang terkandung dalam ayat di atas adalah Allah Swt. telah menganugerahkan pakaian sebagai kebutuhan hidup bagi hamba-Nya. Maka hendaklah hamba-Nya berpakaian menurut perintah agama (menutup aurat) dan pakaian boleh sebagai untuk indah-indah asalkan tidak menyalahi aturan agama. Semua itu sebagai media penunjang ibadah dan ketaatan kepada-Nya. Adapun pakaian yang paling baik adalah pakaian takwa yaitu beupa kebaikan hati dan jiwa.
2. Rasulullah Saw. bersabda: Artinya: Makan, minum, berpakaian dan bersedekahlah kalian namun jangan berlebihlebihan dan sombong. (lihat Shohih Sunan An-Nasai: 2399)
3. Sabda Rasulullah Saw: Artinya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan para wanita yang menyerupai laki-laki. (HR. Bukhari)
Maksud hadis yang pertama bahwa kita dilarang berpakaian, makan dan minum berlebihan. Berpakaian yang berlebihan maksudnya terlaku glamour mengundang perhatianorng yang melihatnya, dan dengan harga yang melebihi batas harga pakaian paling mahal pada umumnya. Ukurannya memang tidak dapat diukur secara angka (rupiah) yang paten tetapi dapat dirasa batas-batas kewajaran harga pakaian.
Jika seperti ini dibiarkan akan mengundang sifat sombong. Hadis yang kedua maksudnya adalah Rasulullah Saw. melaknat laki-laki yang memakai pakaian seperti pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian seperti pakaian laki-laki. Sebab hal ini mengandung ketidakwajaran dan mengakibatkan fitnah. Sedangkan fitnah adalah dosa.
Adab Berjalan
1. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Isra ayat 37, yang berbunyi:
وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّكَ لَن تَخۡرِقَ ٱلۡأَرۡضَ وَلَن تَبۡلُغَ ٱلۡجِبَالَ طُولٗا ٣٧
Artinya: Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (Qs. Al-Isra: 37).2. Allah Swt berfriman dalam Qs. Luqman ayat 18, yang berbunyi :
وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٖ ١٨
Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Qs. Luqman: 18).Makna ayat-ayat diatas kita dilarang berjalan dengan gaya sombong (membusungkan dada, memicingkan mata, wajah seram (tidak tenang), mulut tak mau senyum, kaki dihentak-hentakkan (tanpa tujuan jelas), dan gaya-gaya sombong lainnya.
Kecuali itu kita juga dilarang berjalan dengan memalingkan muka (tidak mau melihat orang di depannya) karena sombong. Sebab kesombongan adalah sifat setan yang seolah-olah orang lain dianggap tidak berarti. Setan akan kekal dalam neraka.
Adab Makan dan Minum
1. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Mukminun ayat 51, berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُواْ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعۡمَلُواْ صَٰلِحًاۖ إِنِّي بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٞ ٥١
Artinya: Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Mukminun: 51).
2. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Baqarah ayat 168, yang berbunyi :
2. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Baqarah ayat 168, yang berbunyi :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٌ ١٦٨
Artinya : Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Qs. Al-Baqarah : 168).
Maksud ayat-ayat di atas adalah kita diperintahkan oleh Allah Swt. makan dan minum yang baik-baik (halal) dan berbuat kebaikan serta tidak boleh menuruti langkah-langkah setan. “Baik” di sini adalah makanan dan minunan halal yang didapat dari rezeki yang halal.
Jika kita makan dan minum dari sumber (rezeki) yang haram maka sama saja menuruti nafsu setan, atau rezeki halal tapi untuk membeli makanan haram. Apalagi dari rezeki haram dan makanan yang dibeli untuk dimakan jenis makanan haram. Maka yang demikian jelas-jelas mengikuti langkah-langkah setan berarti haram. Wallaahu A'lam