Kisah Singkat Nabi Ishak AS
Table of Contents
Dalam Al-Qur'an, nama Ishaq disebutkan tujuh belas kali. Kisahnya yang disebutkan dalam Al-Qur'an hanya berkisar mengenai berita kelahirannya yang disebutkan pada surah Hud: 69-73, Al-Hijr: 51-56, dan Adz-Dzariyat: 24-30, sedangkan kisah mengenai kehidupannya biasanya disadur dari sumber Yahudi dan Kristen.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman dalam surat Ali Imron ayat 84, berbunyi:
قُلْ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْۖ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ ٨٤
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), “Kami beriman kepada Allah dan pada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub beserta anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa, serta para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.” (Qs. Ali Imron ayat 84)
Silsilah Keluarga
Ishaq adalah anak kedua dari nabi Ibrahim. Ibunya adalah Sarah yang merupakan istri pertama Ibrahim. Ishaq memiliki kakak tiri, Isma'il, yang merupakan putra Ibrahim dan Hajar, juga adik-adik tiri, yang merupakan putra Ibrahim dan Ketura.
Kisah Kelahiran nabi Ishak
Dalam al-Qur'an menjelaskan bahwa suatu hari Ibrahim kedatangan tamu-tamu asing, jumlahnya tiga orang menurut sebagian tafsir ulama, kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi panggang. Namun mereka sama sekali tidak menjamah hidangan tersebut sehingga perbuatan tidak lazim mereka ini membuat Ibrahim takut.
Para tamu tersebut kemudian menenangkan Ibrahim dan menyatakan bahwa mereka adalah para malaikat yang diutus untuk membinasakan kaum Luth. Selain itu, mereka juga datang untuk mengabarkan bahwa Ibrahim dan Sarah akan dikaruniai anak laki-laki yang bernama Ishaq. Mendengar hal tersebut, Sarah tercengang sembari menepuk mukanya sendiri lantaran merasa heran karena dia adalah wanita mandul yang sudah tua.
Nabi Ibrahim juga merasa keheranan dan bertanya, "Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku, padahal usiaku telah lanjut? Maka dengan cara bagaimanakah terlaksananya berita gembira yang kamu kabarkan ini?" Para malaikat menjawab, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang yang berputus asa." Ibrahim menjawab, "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat.
Keluarga
Alkitab menyebutkan bahwa Ishaq tidak juga menikah meski Sarah sudah wafat dan Ibrahim berusia lanjut lantaran masyarakat Palestina saat itu tidak beriman kepada Allah, juga asing dengan keluarga Ibrahim. Ibrahim kemudian memerintahkan kepala pelayannya untuk pergi ke tanah kelahiran Ibrahim di Iraq agar mencarikan gadis dari keluarga Ibrahim di sana untuk diperistri Ishaq.
Pelayan Ibrahim tersebut kemudian pergi ke kediaman keluarga Ibrahim dan meminangkan Ribka (Rifqah, Rafiqah) untuk Ishaq. Ribka adalah putri Betuel bin Nahor. Nahor sendiri adalah saudara Ibrahim, sehingga Ribka adalah anak dari sepupunya Ishaq secara silsilah. Ribka dan keluarga besarnya menerima pinangan tersebut dan akhirnya dia ikut ke Palestina bersama pelayan Ibrahim dan menikah dengan Ishaq. Saat itu Ishaq berusia empat puluh tahun.
Disebutkan bahwa ternyata Ribka adalah seorang wanita mandul. Maka Ishaq berdoa pada Allah agar dikaruniai anak sehingga Ribka dapat mengandung. Ribka kemudian melahirkan dua putra kembar. Putra pertama dinamai Esau (Aishu), tubuhnya berwarna merah dan seperti jubah berbulu. Putra kedua dinamai Ya'qub dan saat lahir memegang tumit kakaknya. Mereka lahir saat Ishaq berusia enam puluh tahun.
Disebutkan bahwa ternyata Ribka adalah seorang wanita mandul. Maka Ishaq berdoa pada Allah agar dikaruniai anak sehingga Ribka dapat mengandung. Ribka kemudian melahirkan dua putra kembar. Putra pertama dinamai Esau (Aishu), tubuhnya berwarna merah dan seperti jubah berbulu. Putra kedua dinamai Ya'qub dan saat lahir memegang tumit kakaknya. Mereka lahir saat Ishaq berusia enam puluh tahun.
Saat besar, Esau menjadi pemburu handal dan suka tinggal di padang, sedangkan Ya'qub lebih suka tinggal di kemah. Ishaq lebih menyayangi Esau, sementara Ribka lebih menyayangi Ya'qub. Ibnu Katsir juga menuliskan kisah ini dalam karyanya, menyadur dari Alkitab.
Pada saat Ishaq berusia 75 tahun, Ibrahim meninggal. Isma'il dan Ishaq kemudian bersama-sama mengebumikan jasad ayah mereka di Gua Makhpela di Hebron, tempat Sarah dimakamkan.
Pada saat Ishaq berusia 75 tahun, Ibrahim meninggal. Isma'il dan Ishaq kemudian bersama-sama mengebumikan jasad ayah mereka di Gua Makhpela di Hebron, tempat Sarah dimakamkan.
Menjelang Hari Tua
Setelah tua, pandangan Ishaq mulai melemah. Takut bahwa dia dapat meninggal sewaktu-waktu, Ishaq kemudian memerintahkan Esau berburu dan membuatkan makanan kesukaannya dari buruan itu, sehingga Ishaq dapat mendoakan keberkahan bagi putra sulungnya tersebut. Ribka yang mengetahui niatan Ishaq kemudian memerintahkan Ya'qub agar menghidangkan makanan tersebut kepada Ishaq sebelum Esau pulang berburu.
Ribka kemudian memakaikan pakaian Esau pada Ya'qub, juga membalutkan kulit domba pada tangan dan leher Ya'qub karena Esau adalah orang yang berburu lebat. Saat Ya'qub menghidangkan makanan tersebut, Ishaq meraba tubuh Ya'qub dan berkata, "Kalau suara, suara Yakub, kalau tangan, tangan Esau."
Setelah menyantap hidangan tersebut, Ishaq mendoakan Ya'qub, yang dia kira adalah Esau, agar dia dikaruniai kebaikan, rezeki yang banyak, dan dia menjadi tuan bagi saudaranya, dan begitu juga keturunannya.
Setelah Ya'qub keluar, Esau mendatangi Ishaq, menghidangkan makanan yang ayahnya minta. Namun Ishaq mengatakan kalau tadi telah menyantap hidangannya dan telah mendoakannya. Ishaq dan Esau kemudian tahu bahwa tadi yang datang adalah Ya'qub. Esau meraung-raung pada ayahnya, tapi Ishaq mengatakan kalau doanya tidak bisa ditarik kembali.
Setelah Ya'qub keluar, Esau mendatangi Ishaq, menghidangkan makanan yang ayahnya minta. Namun Ishaq mengatakan kalau tadi telah menyantap hidangannya dan telah mendoakannya. Ishaq dan Esau kemudian tahu bahwa tadi yang datang adalah Ya'qub. Esau meraung-raung pada ayahnya, tapi Ishaq mengatakan kalau doanya tidak bisa ditarik kembali.
Esau kemudian berjanji untuk membunuh Ya'qub bila Ishaq telah meninggal. Mengetahui ancaman Esau, Ribka memerintahkan agar Ya'qub pergi menuju rumah saudara Ribka, Laban, yang ada di Mesopotamia.
Sebelum pergi, Ishaq mendoakan Ya'qub dan melarang Ya'qub memperistri wanita-wanita Palestina karena penduduk kawasan tersebut kebanyakan tidak beriman, sehingga Ishaq memerintahkan Ya'qub mencari istri dari keluarga besar Ibrahim yang ada di Mesopotamia.
Setelahnya, Ya'qub pergi meninggalkan Palestina. Esau mendengar bahwa ayahnya tidak menyukai perempuan Palestina, padahal dia sendiri sudah memperistri dua orang perempuan Palestina, sehingga dia mencari istri lagi. Istri ketiganya adalah Mahalat, putri Isma'il.
Wafat
Terlepas dari perselisihan Esau dan Ya'qub, mereka pada akhirnya berdamai. Setelah tinggal di Mesopotamia selama beberapa belas tahun, Ya'qub kembali ke Palestina dan memiliki dua belas putra dan seorang putri dari dua istri dan dua selirnya.Setelahnya, Ishaq wafat pada usia 180 tahun. Esau dan Ya'qub memakamkannya di Gua Makhpela bersama Ibrahim, Sarah, dan Ribka. Setelah menjadi wilayah kekhalifahan, didirikanlah sebuah masjid di tempat itu yang bernama Masjid Ibrahimi. Wallaahu A'lam.