Kisah Singkat Nabi Zakaria AS

Table of Contents
Kisah Nabi Zakaria tidak terlepas dari kisahnya nabi Yahya as, sebab nabi Zakaria adalah ayah dari nabi Yahya as. Nabi Zakaria bersama istrinya sudah lama menunggu-nunggu untuk memiliki seorang anak namun tak juga dikarunia seorang anak. 


Suatu hari nabi Zakaria memohon kepada Allah agar dikarunia anak dan akhirnya Allah kabulkan meskipun usia keduanya sudah tua. Sesudah melahirkan anak laki-laki maka anak tersebut diberi nama Yahya. 

Kemudian sesudah dewasa nabi Yahya beristri dengan seorang wanita bernama Isya binti Faqud bin Miyal. Isya mempunyai saudara perempuan bernama Hanah. Hanah diperistri oleh Imran. Dari pasangan Hanah dan Imran ini lahirlah Maryam ibu nabi Isa as.

Do'a Nabi Zakaria AS

Nabi Zakaria memohon kepada Allah agar dikarunia anak sebagai penerus risalah kenabiannya. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman dalam surat Maryam ayat 2-5, berbunyi:

ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّا ۚ ٢ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا ٣ قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا ٤ وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ ٥

Artinya: (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria. (yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lirih. Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku tidak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku. Sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul. Anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu. (Qs. Maryam ayat 2-5)

Nama Zakaria disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak tujuh kali dan kisahnya disebutkan dalam Surah Ali 'Imran: 37-41, Maryam: 1-15, dan Al-Anbiya': 89-90.

Latar Belakang 

Setelah nabi Sulaiman mangkat, Kerajaan Israel terbagi menjadi dua: kerajaan di utara yang juga disebut Kerajaan Israel, tapi kerap disebut Kerajaan Utara atau Kerajaan Samaria untuk membedakan dengan Kerajaan Israel lama; dan Kerajaan Yehuda di selatan. Kerajaan Samaria ditaklukkan Asyur pada 720-an SM. Satu setengah abad kemudian, Kerajaan Yehuda ditaklukkan Babilonia Baru pada tahun 587 SM dan Bait Suci (Baitul Maqdis, Masjid Al-Aqsha) yang menjadi pusat ibadah Bani Israil turut dihancurkan. Banyak Bani Israil kemudian diasingkan ke Babilonia. Pada masa-masa selanjutnya, Bani Israil (sebutan untuk keturunan Ya'qub) juga kerap disebut dengan bangsa Yahudi, meski ada juga non-Bani Israil yang menjadi penganut ajaran Yahudi.

Setelah lima puluh tahun di pengasingan, Bani Israil diperkenankan kembali ke Palestina dan Bait Suci kembali dibangun. Antara tahun 332-160 SM, kawasan Palestina dikuasai dinasti-dinasti dari Yunani. Mereka mendorong proses Helenisasi di wilayah bawahannya, menjadikan kebudayaan Yunani sangat dominan di Palestina dan kehidupan sosial-keagamaan Bani Israil. 

Proses Helenisasi ini memicu umat Yahudi melancarkan Pemberontakan Makabe dan umat Yahudi berhasil berkuasa secara mandiri di bawah kepemimpinan Dinasti Yahudi Hashmonayim. Saat meluaskan wilayahnya, Hashmonayim juga memaksa penduduk taklukan untuk memeluk agama Yahudi, meskipun penduduknya bukanlah Bani Israil. Bangsa Edom kemudian menjadi Yahudi. Pada 37 SM, kekuasaan Hashmonayim atas Palestina berakhir, digantikan oleh Herodes yang Agung, raja bawahan Romawi. Herodes adalah keturunan bangsa Edom yang menjadi pemeluk Yahudi pada masa Hashmonayim.

Zakaria adalah nabi Bani Israil yang hidup di Palestina pada abad pertama SM. Alkitab menyebutkan bahwa dia merupakan seorang imam atau pendeta (kohen) keturunan Harun yang hidup pada masa Raja Herodes. Dalam Yahudi, imam di antaranya bertugas menjadi pelayan di Baitul Maqdis dan mengadakan ibadah kurban harian dan hari besar keagamaan.

Maryam

Al-Qur'an menyebutkan bahwa istri 'Imran bernazar anak yang dikandungnya akan menjadi abdi Allah. Dia melahirkan anak perempuan yang dinamai Maryam. Zakaria kemudian menjadi wali dan pemelihara Maryam.

Para ulama memberikan keterangan tambahan terkait ayat tersebut. Disebutkan bahwa 'Imran dan istrinya, bernama Hannah dalam sebagian tradisi, sudah berusia lanjut. Saat melihat burung yang memberi makan anaknya, dia berkeinginan memiliki anak dan berdoa pada Allah agar mengabulkan permohonannya. Hannah kemudian mengandung dan dia menazarkan anaknya untuk menjadi abdi di Baitul Maqdis. Namun saat melahirkan, ternyata dia melahirkan anak perempuan, padahal hanya anak laki-laki yang bisa menjadi abdi. Namun Allah menerima nazar Hannah dan dia menamai anaknya Maryam.

Setelah disapih, Hannah menyerahkan Maryam ke Baitul Maqdis. Zakaria menghendaki agar dia menjadi wali Maryam karena istrinya, Elisabet atau Elisyeba, adalah saudari Hannah. Sebagian pendapat menyebutkan bahwa Hannah adalah bibi Elisyeba dari pihak ibu. Para imam yang lain juga menginginkan hak asuh atas Maryam sehingga diadakanlah undian. 

Zakaria dan para imam yang lain mengumpulkan pena mereka masing-masing di sebuah wadah, kemudian menyuruh seorang anak kecil mengambil salah satu pena. Ternyata pena Zakaria yang diambil. Namun masih ada ketidakpuasan sehingga diadakan undian ulang dengan melemparkan pena mereka ke sungai. Pemilik dari pena yang tidak terbawa arus sungai akan menjadi pengasuh Maryam. Setelah pena mereka dilemparkan, semua pena hanyut kecuali pena milik Zakaria. Masih ada ketidakpuasan dan diadakan undian ulang. Pemilik dari pena yang terbawa arus sungai akan menjadi pengasuh Maryam. Setelah pena mereka dilemparkan, hanya pena Zakaria yang hanyut. Zakaria kemudian ditetapkan sebagai wali Maryam.

Doa

Al-Qur'an menyebutkan bahwa saat mengunjungi Maryam di ruang khusus ibadahnya, Zakaria melihat makanan. Saat ditanya asal makanan ini, Maryam menjawab bahwa itu dari Allah. Kemudian Zakaria berdoa agar juga dikaruniai keturunan.

Para ulama menjelaskan bahwa Maryam mendapatkan buah-buahan yang bukan musimnya sebagai bentuk mukjizat. Zakaria yang melihat kesalehan Maryam dan karunia Allah yang dikaruniakan padanya menjadi ingin memiliki keturunan sendiri.

Dijelaskan dalam Al-Qur'an bahwa Zakaria memohon dengan suara lembut di ruang ibadahnya. Disebutkan bahwa dia sudah berusia senja kala itu dan istrinya adalah seorang wanita mandul. Dia mengkhawatirkan kerabatnya sepeninggalnya dan memohon anak yang akan menjadi pewaris keluarga Ya'qub. Beberapa penafsir menyebutkan bahwa Zakaria khawatir bahwa setelah dirinya meninggal, kerabatnya tidak bisa mengurus dan memandu Bani Israil dengan hukum Allah sebagaimana mestinya, sehingga dia memohon dikaruniai anak yang saleh dan berbakti agar bisa melanjutkan tugasnya kelak dan menjadi pewaris spiritualnya. Dalam hukum Musa sendiri juga dijelaskan bahwa secara hukum, kedudukan imam itu diwariskan dari ayah ke putranya di kalangan keturunan Harun.

Al-Qur'an kemudian menjelaskan bahwa setelahnya, malaikat datang dan mengabarkan bahwa Zakariyya akan memiliki seorang putra yang bernama Yahya. Zakaria menanyakan caranya dia memiliki anak, padahal dia sudah berusia senja dan Elisyeba sendiri adalah wanita mandul. Melalui malaikat, Allah menjelaskan bahwa itu adalah hal yang mudah. Zakariyya meminta tanda dan Allah membalas bahwa Zakariyya tidak akan mampu bicara selama tiga hari tiga malam, padahal dia dalam keadaan sehat.

Alkitab menjelaskan bahwa malaikat Jibril mendatangi Zakaria saat dia mendapat jadwal tugas untuk membakar ukupan atau dupa di dalam Baitul Maqdis, sementara jamaah berdoa di luar. Jibril menyatakan bahwa Zakaria akan dikaruniai anak yang akan menjadi utusan Tuhan yang kuat dan berkuasa seperti Ilyas. Zakaria menjelaskan bahwa dia dan istrinya sudah tua dan Jibril membalas bahwa Zakariyya tidak akan bisa bicara sampai Yahya lahir karena dia tidak percaya dengan kabar yang dibawa Jibril. Di luar, jamaah heran karena Zakaria begitu lama berada di dalam. Saat keluar, Zakaria tidak bisa bicara dan terus-menerus menggunakan isyarat tangan. Orang-orang paham bahwa Zakaria telah mendapat penglihatan saat di dalam.

Ada yang berpendapat bahwa saat itu Zakaria telah berusia 77 tahun atau lebih muda. Pendapat lain menyebutkan 92 tahun.

Yahya

Alkitab menyebutkan bahwa saat kandungan Elisyeba memasuki usia enam bulan, Maryam mengandung 'Isa. Setelah Elisyeba melahirkan, putranya disunat saat berusia delapan hari.

Al-Qur'an menyatakan bahwa Allah memberi nama anak itu Yahya dan "Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya." Alkitab menjelaskan bahwa keluarga besarnya hendak menamai anak itu Zakaria sebagaimana nama bapaknya, tetapi Elisyeba menolak dan ingin menamainya Yahya (Yohanan/Yohanes). Mereka membalas bahwa tidak ada yang memiliki nama seperti itu di keluarga besar mereka. Zakaria kemudian menulis di batu tulis bahwa namanya adalah Yahya.

Wafat

Al-Qur'an dan hadits tidak menyebutkan kematian Zakaria dan ada beberapa pendapat terkait masalah ini. Sebagian ulama menyebutkan bahwa Zakariyya melarikan diri dari kejaran kaumnya dan bersembunyi di dalam pohon. Pengejarnya kemudian menggergaji pohon tersebut menjadi dua dan Zakaria terbunuh. 

Dijelaskan pula bahwa Zakaria dibunuh setelah Yahya dibunuh. Namun ulama lain menolak pendapat tersebut dan menyatakan bahwa Zakaria meninggal karena usia tua dan nabi yang digergaji di dalam pohon adalah Asya'ya (Yesaya) yang hidup sekitar tujuh ratus tahun sebelum Zakaria.

Alkitab juga tidak mencantumkan secara jelas mengenai kematian Zakaria. Dalam Alkitab disebutkan bahwa 'Isa mengecam para rabi (guru agama dan ahli Taurat) dan dipandang bertanggung jawab atas berbagai pembunuhan nabi dan orang-orang tak bersalah, di antaranya Zakaria bin Berekhya yang dibunuh di antara Bait Suci dan mezbah (altar). 

Sebagian teolog menjelaskan bahwa Zakaria yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah orang yang sama dengan Zakaria ayah dari Yahya. 

Tradisi Kristen Ortodoks menceritakan bahwa ketika Raja Herodes yang Agung memerintahkan pembantaian semua anak laki-laki di bawah usia dua tahun dalam upaya untuk mencegah datangnya Mesias, Zakaria menolak untuk membocorkan keberadaan putranya, dan karena itu dia dibunuh oleh tentara Herodes. Dalam versi ini, Zakaria dibunuh saat Yahya masih belia.
Bang Mimin
Bang Mimin Content Writer