Mengenal Kepribadian Nabi Muhammad SAW
Table of Contents
A. Nabi Muhammad Saw Sebagai Rahmat Bagi Seluruh Alam
Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya ayat 107 :
ÙˆَÙ…َآ اَرْسَÙ„ْÙ†ٰÙƒَ اِÙ„َّا رَØْÙ…َØ©ً Ù„ِّÙ„ْعٰÙ„َÙ…ِÙŠْÙ†َ
Artinya: “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.” (QS. Al-Anbiya : 107).
Nabi Muhammad Saw merupakan salah satu nabi dan rasul yang diutus Allah Swt untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Sebagai nabi dan rasul, Nabi Muhammad Saw. mempunyai tugas sebagai Syahidan, Mubaayysyiran, Naziran, Daiyan Ilallah dan Sirajan Muniran. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 45-46:
alam.” (QS. Al-Anbiya : 107).
Nabi Muhammad Saw merupakan salah satu nabi dan rasul yang diutus Allah Swt untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Sebagai nabi dan rasul, Nabi Muhammad Saw. mempunyai tugas sebagai Syahidan, Mubaayysyiran, Naziran, Daiyan Ilallah dan Sirajan Muniran. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 45-46:
ÙŠٰٓاَÙŠُّÙ‡َا النَّبِÙŠُّ اِÙ†َّآ اَرْسَÙ„ْÙ†ٰÙƒَ Ø´َاهِدًا ÙˆَّÙ…ُبَØ´ِّرًا ÙˆَّÙ†َذِÙŠْرًاۙ ÙˆَّدَاعِÙŠًا اِÙ„َÙ‰ اللّٰÙ‡ِ بِاِذْÙ†ِÙ‡ٖ Ùˆَسِرَاجًا Ù…ُّÙ†ِÙŠْرًا
Artinya: “Wahai Nabi! Sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah
dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab : 45-46).
Pengertian Syahidan, Mubaayysyiran, Daiyan Ilallah dan Sirajan Muniran
1. Syahidan: Syahidan artinya menjadi saksi. Besuk di hari akhir Nabi Muhammad Saw akan menjadi saksi umatnya di hadapan Allah Swt.
2. Mubasysyiran: Mubasysyiran artinya pemberi kabar gembira. Nabi Muhammad Saw memberi kabar gembira kepada orang yang beriman bahwa mereka kelak akan masuk surga jika menjalankan perintah Allah Swt. dan Rasul-Nya.
3. Naziran: Naziran artinya pemberi peringatan. Nabi Muhammad Saw pemberi peringatan kepada orang-orang yang tidak beriman kelak akan masuk neraka karena tidak mau menjalankan perintah Allah Swt dan Rasul-Nya.
4. Daiyan Ilallah: Daiyan Ilallah artinya penyeru kepada agama Allah Swt. Nabi Muhammad Saw. menyeru kepada umatnya untuk memeluk dan menjalankan syariat agama Islam.
5. Sirajan Muniran: Sirajan Muniran artinya cahaya yang menerangi. Allah Swt memberikan tugas kepada Nabi Muhammad Saw untuk menerangi umat manusia dengan ajaran Islam.
B. Sifat-sifat Mulia Nabi Muhammadiyah Saw dan Sahabat Ketika Berdakwah
1. Siddiq: Siddiq artinya jujur dan benar. Nabi Muhammad Saw memiliki sifat yang jujur dan benar dalam setiap kata dan perbuatan. Beliau mustahil bersifat kizib yang berarti berdusta.
2. Amanah: Amanah berarti terpercaya. Nabi Muhammad Saw selalu menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Mustahil beliau bersifat khianat yang berarti menghianati amanah.
3. Tabliq: Tabliq mengandung arti menyampaikan. Nabi Muhammad Saw berkewajiban menyampaikan perintah dan larangan Allah Swt Mustahil beliau bersifat kitman yang berarti menyembunyikan perintah dan larangan Allah Swt.
4. Fathonah: Fatonah adalah bijaksana dan cerdas. Nabi Muhammad Saw dengan bijaksana dan cerdas mengatasi setiap permasalah yang dihadapi umatnya. Mustahil beliau bersifat baladah yang berarti bodoh.
C. Ciri-ciri Kepribadian Nabi Muhammad Saw
Nabi Muhammad Saw adalah rahmat semesta alam. Beliau tidak hanya diutus untuk manusia saja tetapi juga untuk seluruh mahluk semesta alam. Tidak hanya santun dalam berbicara, perbuatan dan pengambilan keputusan tetapi juga peduli kepada sesama dan alam sekitar.
1. Kepedulian Nabi Muhammad Saw terhadap Sesama
Keluhuran akhlak Nabi Muhammad Saw tidak perlu diragukan lagi. Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa ada seseorang bertanya kepada Aisyah mengenai akhlak Rasulullah Saw Aisyah menjawab, “Akhlak Rasulullah Saw itu ialah Al-Qur’an. Tidakkah engkau membaca Al-Qur’an, sesungguhnya engkau (Muhammad) senantiasa dalam akhlak yang mulia.”
Adapun yang dimaksud dengan akhlak mulia adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an. Apa yang disukai dan dibenci oleh Nabi Muhammad Saw itu adalah apa yang disukai dan dibenci Al-Qur’an. Rasulullah Saw juga sangat sayang kepada semua makhluk di dunia ini. Terhadap anak- anak, anak yatim, orang sakit, perempuan janda, ataupun kepada mereka yang pernah memusuhi.
a. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw terhadap Anak-anak
Nabi Muhammad Saw mempunyai sifat kasih sayang yang luar biasa terhadap semua orang termasuk anak-anak. Beliau sangat memahami dunia mereka. Beliau sering bersenda gurau dengan cucu-cucunya yang masih kecil. Bahkan ada yang menaiki punggungnya. Nabi tidak marah karena Rasulullah tahu bahwa cucunya belum mengerti.
Kasih sayang Rasulullah kepada anak-anak juga tercermin ketika suatu hari anak-anak sedang bermain, Nabi Muhammad Saw datang menghampiri mereka lalu beliau memberi salam. Rasulullah Saw juga sering melepaskan kerinduan kepada anak-anak ketika pulang dari bepergian. Mereka diajak bermain-main dan bersenda gurau karena lama tidak bertemu.
b. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw terhadap Anak Yatim
Anak yatim adalah anak yang tidak mempunyai ayah lagi. Mereka selalu hidup dalam kesulitan. Rasulullah Saw. menganjurkan kepada kita supaya peduli terhadap penderitaan anak yatim dengan menyantuninya.
Beliau menjelaskan betapa besar balasan Allah bagi seseorang yang memerhatikan dan menolong anak yatim. Rasulullah juga bersabda, ”Keluarga muslimin yang terbaik ialah keluarga yang di dalamnya terdapat anak yatim dan memperlakukannya dengan baik.”
c. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw terhadap Orang Sakit dan Janda
Nabi Muhammad Saw mengajarkan kepada kita supaya menjenguk orang yang sedang sakit. Ketika Sa’ad bin Ubaidah menderita sakit, Nabi Muhammad saw datang menjenguknya. Melihat sahabatnya terbaring tidak berdaya, Nabi Muhammad saw menangis.
Abu Ja’la, Al Hakim meriwayatkan bahwa Sahal bin Hanif berkata, “Rasulullah mengunjungi orang-orang Islam yang lemah, menziarahi mereka, menjenguk mereka yang sedang sakit, dan mengantarkan jenazah mereka.” Rasulullah juga memerintahkan kepada kita untuk memiliki rasa peduli dan memperhatikan nasib para janda.
Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Nabi bersabda, “Orang yang berusaha membantu janda dan orang miskin bagaikan orang yang berjihad fisabilillah.” Nabi Muhammad saw menambahkan,” Bahkan bagaikan orang yang selalu menjalankan salat malam dan selalu berpuasa (tak pernah berhenti puasa).
d. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw kepada Orang yang Pernah Memusuhinya
Nabi Muhammad saw sejak diangkat menjadi Nabi hingga akhir hayatnya terkenal sebagai orang yang mempunyai sifat pengampun. Mereka sering melakukan tekanan-tekanan, namun Rasulullah tidak memiliki rasa dendam. Karena beliau diutus oleh Allah bukan sebagai orang pemarah atau pengutuk, tetapi sebagai seorang pengasih dan penyayang.
Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Muhammad saw. dilukai wajahnya dan dipecahkan giginya oleh pihak musuh dalam Perang Uhud. Sebagian sahabatnya sangat marah melihat peristiwa yang menyedihkan itu, lalu mereka berkata, “Alangkah baiknya jika engkau berdoa agar diturunkan siksa bagi mereka.”
Lalu Nabi Muhammad saw. menjawab, “Sesungguhnya aku tidak diutus sebagai pengutuk, tetapi aku diutus sebagai penyeru (kepada petunjuk yang benar) dan rahmat. Ya Allah tunjukkanlah kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”
Demikianlah di antara sifat kasih sayang Rasulullah terhadap orang yang pernah menyakitinya. Demikian juga ketika Nabi Muhammad saw menaklukkan kota Mekah. Beliau dengan kasih sayang mengampuni banyak kaum kafir Quraisy yang sangat memusuhi dakwah beliau sesudah mereka menyerah dan memeluk agama Islam.
Mereka antara lain adalah Umar bin Khattab, Abu Sufyan bin Harb, dan Shafwan bin Umayyah. Umar bin Khattab Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai salah seorang tokoh kaum kafir Quraisy yang paling gigih menentang dakwah Nabi Muhammad saw.
Umar bin Khattab juga pernah menyiksa budaknya yang telah menjadi pengikut Nabi Muhammad saw. Bahkan, pernah mengancam untuk membunuh Nabi Muhammad saw. Mendengar ancaman itu, Rasulullah tidak sedikit pun merasa dendam. Bahkan, beliau selalu berdoa kepada Allah SWT.
Setelah masuk Islam, Umar bin Khattab mendapat gelar Al-Faruq yang artinya pemisah antara yang benar dan yang salah. Di kalangan kaum muslimin, ia terkenal pula dengan sebutan Abu Hafash yang artinya Bapak Singa.
Abu Sufyan bin Harb juga memusuhi Nabi Muhammad saw. Pernah suatu hari ia mengutus seseorang untuk membunuh Nabi Muhammad saw. Ketika hendak meloncat untuk menikam Rasulullah, pakaiannya ditarik oleh Usaid bin Hudhair dan akhirnya ia terjatuh dan gagal membunuh Nabi Muhammad saw. Orang itu ditangkap dan diikat kemudian ditanyai. Ia menjawab apa adanya atas pertanyaan-pertanyaan Nabi Muhammad saw. Lalu Rasulullah memaafkan segala kesalahannya dan melepaskan ikatannya.
Abu Sufyan sering memimpin peperangan melawan Nabi Muhammad saw. Istrinya bernama Hindun binti Utbah. Ia terkenal seorang wanita yang sangat kejam. Ketika terjadi Perang Uhud, Hindun menganiaya mayat Hamzah bin Abdul Muthalib. Ia sangat marah karena dalam Perang Badar bapaknya terbunuh.
Nabi Muhammad saw tidak senang melihat kejadian itu. Namun, karena beliau seorang pemaaf, Abu Sufyan dan Hindun binti Utbah dimaafkan kesalahannya. Dan akhirnya mereka berdua masuk Islam dan membantu perjuangan Rasulullah.
Ketika kota Mekah sudah dikuasai oleh kaum muslimin, banyak kaum kafir Quraisy yang pernah memusuhi Rasulullah merasa takut jika dijatuhi hukuman mati. Oleh karena itu, di antara mereka banyak yang bersembunyi atau melarikan diri keluar kota untuk menyelamatkan dirinya. Di antara mereka adalah seorang yang bernama Shafwan bin Umayyah.
Ia takut kepada Nabi Muhammad saw karena pada waktu sebelumnya sering memusuhi Rasulullah dan kaum muslimin. Ia bersembunyi dan melarikan diri dengan tujuan hendak bunuh diri dan menceburkan dirinya ke laut. Sepupunya yang bernama Umair mengejar Shafwan dengan membawa sebuah sorban Nabi Muhammad saw, sebagai bukti bahwa beliau akan menjamin keamanan dan mengampuninya.
2. Kepedulian Nabi Muhammad Saw terhadap Alam Sekitar
Alam yang indah ini diciptakan Allah SWT untuk kita semua. Kalian harus pandai bersyukur dengan cara merawatnya dengan baik. Apabila alam yang indah itu rusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab, bencana akan menghampiri kita. Allah melarang manusia berbuat kerusakan dan berbuat apa saja yang mengancam kelestarian alam sekitar.
Rasulullah banyak memberi contoh kepada umatnya agar mencintai dan melestarikan alam sekitar. Nabi Muhammad sebagai tokoh yang rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam semesta, bukan saja mengasihi kepada sesama manusia, melainkan juga terhadap lingkungan, baik binatang maupun tumbuhan.
a. Menyayangi binatang
Mengadu binatang termasuk perbuatan menyakiti binatang. Rasulullah menganjurkan kepada kita agar menyayangi binatang. Beliau sangat sayang kepada binatang. Nabi Muhammad saw. melarang kita membuat binatang menjadi buas, dengan jalan mengadu yang satu dengan yang lain.
1) Bersikap lemah lembut terhadap binatang
Nabi Muhammad saw adalah seorang yang sayang terhadap binatang. Ketika masih kecil, beliau menjadi penggembala kambing. Rasulullah tidak pernah menyakiti kambing gembalaannya. Kambingnya gemuk-gemuk, bulunya tebal serta banyak menghasilkan susu. Apabila melihat kambingnya kelaparan, beliau selalu memberinya makan.
Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tentang kasih sayang terhadap binatang
dikisahkan bahwa pada suatu hari sahabat Nabi berjalan bersama seseorang. Mereka merasa sangat haus. Mereka beruntung mendapatkan sumur, lalu mereka pun turun untuk minum. Ketika keluar terlihat oleh mereka seekor anjing yang menyalak-nyalak, menjulurkan lidah tanda haus.
dikisahkan bahwa pada suatu hari sahabat Nabi berjalan bersama seseorang. Mereka merasa sangat haus. Mereka beruntung mendapatkan sumur, lalu mereka pun turun untuk minum. Ketika keluar terlihat oleh mereka seekor anjing yang menyalak-nyalak, menjulurkan lidah tanda haus.
Orang itu berkata, “Anjing itu benar-benar haus.“ Segera orang itu turun kembali ke sumur, mengambil air dengan sepatunya hingga penuh, kemudian air itu diberikannya kepada anjing yang kehausan. Segera anjing itu minum, dan Allah pun memberikan ganjaran dan mengampuni dosa-dosanya. Para sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad saw, “Apakah dalam menyantuni binatang terdapat pahala bagi kami?”
Nabi Muhammad saw. pernah membukakan pintu bagi seekor kucing yang hendak berlindung. Beliau juga pernah mengobati ayam jantan yang sedang sakit. Beliau selalu mengasihi dan menyayangi binatang. Pada suatu hari, Aisyah mengendarai seekor unta. Karena unta itu nakal, Aisyah memukulnya. Ketika Rasulullah melihat hal itu, beliau menegur Aisyah, “Hendaklah engkau berlaku lemah lembut kepadanya.”
2) Larangan bersikap kasar terhadap binatang
Rasulullah tidak pernah berbuat kasar terhadap binatang. Beliau melarang orang membebani binatang dengan beban yang berat. Beliau memerintahkan supaya orang berlaku baik jika menunggangi binatang dan binatang itu sedang dalam keadaan sehat. Rasulullah tidak membolehkan orang berlama-lama duduk di atas binatang tunggangannya tanpa suatu keperluan.
Beliau memperingatkan, “Tunggangilah binatang itu di waktu perlu dan biarkanlah di waktu kalian tidak memerlukannya. Janganlah binatang-binatang itu kalian jadikan kursi untuk berbincang-bincang di jalanan dan di pasar. Siapa tahu yang ditunggangi lebih baik dan lebih banyak berzikir kepada Allah daripada yang menungganginya.”
Rasulullah juga melarang orang membunuh binatang, kecuali hendak dimakan. Kemudian jika kita hendak menyembelih binatang, beliau menyuruh agar binatang tersebut dalam keadaan sehat dan menyegerakan dalam menyembelihnya, supaya binatang itu tidak lama merasakan sakit.
Ketika Rasulullah melihat seekor unta kurus kering hingga perutnya tampak seolah-olah menjadi satu dengan punggungnya. Beliau berkata, “Hendaklah kalian takut kepada Allah, jangan memperlakukan binatang hingga demikian. Tunggangilah binatang secara baik dan jika kalian hendak menyembelihnya, sembelihlah secara baik.”
b. Menyayangi tumbuh-tumbuhan
Tumbuhan yang rindang bisa mencegah banjir dan mengurangi polusi udara. Ternyata tanpa kita sadari tumbuhan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Untuk itu sebagai pelajar muslim kita hendaknya menjaga dan merawatnya. Jika kita merusak dan menebang pohon sembarangan dapat merugikan manusia.
Nabi Muhammad Saw. selain menyayangi hewan juga menyayangi tumbuhan. Beliau selalu berpesan kepada tentaranya yang akan berangkat perang agar tidak merusak tempat tinggal dan juga tanaman. Rasulullah juga pernah melarang tentara Islam menghancurkan perkebunan milik musuh karena perbuatan itu dilarang Allah Swt. dan juga perbuatan yang mubazir.
Beliau melarang kita untuk menebang pohon secara sembarangan, terutama pohon-pohonan yang berbuah. Rasulullah bahkan menyuruh kita untuk menanam tanaman yang bermanfaat dan dapat membuahkan hasil. Pekarangan rumah kita yang masih kosong juga dianjurkan oleh Rasulullah untuk ditanami dan dimanfaatkan.
Beliau mengajarkan kepada kita bahwa tanah yang ditempati harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kita tidak boleh menyia-nyiakan dengan tidak menanami atau memanfaatkan untuk keperluan lainnya. Ajaran Rasulullah untuk menyayangi tanaman dan memeliharanya adalah ajaran yang penting bagi kita semua, dan sebaliknya apabila kita mengadakan kerusakan di bumi ini, Allah akan murka.
Manusia, hewan dan tumbuh- tumbuhan adalah makhluk Allah. Manusialah yang sangat bertanggung jawab atas lingkungan di bumi ini. Lingkungan baik dan lingkungan yang rusak bisa terjadi karena perbuatan manusia.