Peristiwa Wafatnya Rasulullah Saw

Table of Contents
Kesedihan luar biasa melanda umat Islam. Rasulullah Saw yang sangat dicintai wafat. Seluruh alam berduka. Seluruh sahabat merasakan kesedihan yang amat mendalam. Hampir mereka tidak percaya Rasulullah Saw meninggalkan mereka. Seluruh alam bersedih atas peristiwa wafatnya Rasulullah Saw karena itu, yang diperingati adalah hari lahir Rasulullah Saw yang penuh kebahagiaan, bukan hari wafat beliau. 


Tanda-tanda akan wafatnya beliau sudah nampak sejak beliau bersama 100.000 ribu umat Islam menunaikan haji wadak. Haji perpisahan yang menjadi haji terakhir Rasulullah Saw. Beliau menerima wahyu terakhir dan memberikan pesan-pesan yang sangat mendalam. Rasulullah Saw sakit demam selama 14 hari kemudian wafat.

A. Tanda-tanda akan Wafatnya Rasulullah Saw

Rasulullah Saw telah menyampaikan misi kerasulan (tabligh) kepada umat manusia. Semuanya disampaikan tanpa ada yang disembunyikan (amanah). Melalui strategi yang matang (fathanah) misi kerasulan membuahkan hasil gemilang. Rasulullah Saw memberikan contoh kesesuaian antara keyakinan, ucapan, dan perbuatan dalam menjalankan wahyu Allah Swt (jujur). 

Dengan sifat itulah Rasulullah Saw menjalankan tanggung jawabnya sebagai utusan sehingga mendapatkan kemenangan. Manusia pun berbondong-bondong memeluk agama Islam. Allah
SWT kemudian menurunkan wahyu terakhir.

Setelah fathu Makkah, banyak orang yang berduyun masuk Islam baik dari Makkah maupun daerah sekitar Makkah di seluruh jazirah Arab. Masa dua tahun ini dari tahun 8 Hijriah hinga 10 Hijriah digunakan Rasulullah Saw untuk menyebarkan Islam dengan mengirim delegasi berbagai kabilah di seluruh jazirah Arab.

Bahkan dalam masa ini, Nabi sempat melakukan peperangan dengan pasukan kerajaan Romawi yang membantu kaum Yahudi dalam perang Tabuk. Rasulullah Saw bertanggung jawab mendakwahkan Islam dan berhasil menyebarkannya hingga ke seluruh jazirah Arab telah berhasil. Keberhasilan ini berkat pertolongan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Nashr ayat 1-3:

اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا
Artinya:
(1) Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan
(2) dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah
(3) maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada- Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima taubat.

Para ahli sejarah meriwayatkan bahwa pada waktu turunnya ayat ini banyak para sahabat menangis. Ketika mereka ditanya: ”Mengapa engkau menagis?” Mereka menjawab: ”Bahwa dengan turunnya surat ini menunjukkan wafatnya Rasulullah Saw telah dekat”. Karena pertolongan Allah SWT sudah datang. 

Kaum muslimin sudah mendapatkan kemenangan gemilang dengan menaklukkan Makkah. Manusia telah datang berduyun-duyun untuk memasuki agama Allah. Sesudah itu, Nabi disuruh meminta ampun oleh Allah. Yang demikian itu, menunjukkan bahwa kewajiban Rasulullah telah selesai. Maka oleh Alah beliau disuruh meminta ampun dan bersiap menghadap-Nya. Kemudian setelah Rasulullah Saw. menyelesaikan haji wadak, turun ayat 3 surat al-Maidah:

... اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ ...
Artinya: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu”.

Inilah ayat yang paling akhir turun. Ayat ini ditafsirkan dengan tafsir yang sama, yakni tanda-tanda akan wafatnya Rasulullah. Ayat di atas menunjukkan bahwa agama Islam telah sempurna dan al-Qur’an telah selesai diturunkan. Hal ini memberi isyarat bahwa Nabi akan menghadap Allah SWT.

B. Peristiwa Haji Wadak (Haji Perpisahan)

Pada tahun 10 hijriah, Rasulullah Saw menunaikan haji yang dikenal dengan haji wadak. Haji yang terakhir dilakukan Nabi ini diiukti oleh 100.000 kaum muslim. Di depan mereka, Rasulullah Saw. menyampaikan khotbah yang sangat menyentuh hati kaum muslimin. Pidato yang berisi tentang pesan pesan hak asasi manusia yang relevan sepanjang masa.

Berikut isi khotbah haji wadak yang disampaikan Rasulullah Saw. 

Wahai manusia, dengarkanlah perkataanku. Aku tidak dapat memastikan apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu sekalian di tempat ini sesudah tahun ini atau tidak. Wahai manusia, sesungguhnya darah kamu diharamkan menumpahkannya, dan hartamu diharamkan mengganggunya, kecuali karena ada sesuatu hak. Riba semuanya telah dibatalkan, kamu hanya berhak atas uang pokok. Dengan demikian kamu tidak menganiaya, dan tidak pula teraniaya. Sesuatu penumpahan darah yang dilakukan di zaman jahiliah tidak ada diyatnya lagi. Sesungguhnya setan telah putus asa untuk disembah di muka bumi akan tetapi ia masih menginginkan yang lain dari itu, karena itu, waspadalah terhadapnya.
Wahai manusia, Tuhanmu hanyalah satu, dan asalmu juga adalah satu. Kamu sekalian bersal dari Adam dan Adam bersal dari tanah. Orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Tuhan adalah orang yang paling bertakwa. Orang Arab tidak ada lebihnya dari bukan Arab. Dan orang yang bukan Arab pun tidak ada kelebihannya dari orang Arab, kecuali karena taqwanya.

Dalam khotbah haji Wadak menjelang Nabi wafat, beliau telah meletakan dasar-dasar yang kuat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu:
a. persaudaraan Islam, persamaan derajat, dan permusyawaratan
b. Jaminan kehormatan jiwa, harta dan kehormatan pribadi manusia
c. Kewajiban memelihara dan menunaikan amanah
d. Keharusan membersihkan modal usaha dari riba
e. Penetapan hak dan kewajiban yang merupakan timbal balik bagi suami istri

Inilah lima prinsip yang dipesankan nabi pada saat akan wafat. Lima prinsip ini menjadi tanggung jawab umat Islam untuk melaksanakannya. Dalam kehidupan sosial misalnya, umat Islam bertanggung jawab memelihara kehormatan jiwa, harta, dan pribadi di antara sesama manusia.

C. Wafatnya Rasulullah Muhammad Saw

Tiga bulan setelah melakukan haji wadak, Rasulullah Saw sakit demam. Beliau sakit selama 14 hari. Saat demamnya bertambah tinggi, Rasulullah Saw tidak mampu menjadi imam salat di masjid. Tiga kali beliau hendak mengimami salat namun pingsan. Karenanya, beliau meminta sahabat Abu Bakar menggantikan beliau menjadi imam salat.

Pada suatu hari, Rasulullah Saw mengetahui bahwa kaum muslimin berkumpul di masjid mencemaskan dan berduka atas sakitnya beliau. Dengan dipapah sahabat Abbas dan Ali bin Abi Thalib, Nabi menemui mereka. Nabi duduk di atas mimbar, anak tangga yang pertama, lalu beliau berpidato: 

Wahai manusia, saya mendengar bahwa kalian semua cemas apabila Nabimu meninggal dunia. Pernahkah ada seorang Nabi yang akan dapat hidup selama-lamanya?! Saya akan menemui Tuhan dan kamu sekalian akan menyusulku.

Kemudian Nabi mempercayakan kaum Ansar kepada Muhajirin dan sebaliknya, menyerahkan kaum Muhajirin kepada kaum Ansar. Ini adalah pesan menjaga persaudaraan dan persatuan di antara para sahabat.

Menjelang akhir hayatnya, Rasulullah Saw berwasiat agar berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadits. Beliau kemudian mengucapkan “umatku, umatku, umatku, ash-shalah, ash-shalah, as-shalah. Ini menunjukkan cintanya beliau kepada umatnya. Begitu agung cintanya Rasulullah Saw sampai menjelang wafat pun umatnya disebut-sebut. Dengan ungkapan tersebut Rasulullah Saw berpesan kepada umatnya agar jangan meninggalkan shalat.

Shalat harus senantiasa didirikan dan tidak boleh ditinggalkan. Shalat sangat penting bagi umat Islam karena menjadi tiang agama. Tanggung jawab umat Islam adalah berpegang teguh melaksanakan salat yang merupakan pesan Rasulullah Saw. 

Pada hari Senin, ketika kaum muslimin sedang melaksanakan salat Subuh, sementara sahabat Abu Bakar sedang mengimami mereka, Nabi Saw tidak menemui mereka, tetapi hanya menyingkap tabir kamar Aisyah dan memperhatikan mereka yang berada di shaf-shaf shalat.  Kemudian beliau tersenyum. Sahabat Abu Bakar mundur hendak berdiri di shaf, karena dia mengira Rasululah Saw hendak keluar untuk shalat. 

Namun, beliau memberikan isyarat dengan tangan beliau agar mereka menyelesaikan shalat. Kemudian, beliau masuk kamar dan menurunkan tabir. Akhirnya, dengan mengucap kalimah tauhid seraya berdoa agar mendapat ampunan dan rahmat Allah SWT, Rasulullah Saw pun wafat. Rasulullah Saw wafat pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal Tahun 11 Hijriyah dalam usia 63 tahun.

Wafatnya Rasul Saw sangat mengagetkan para sahabat. Meskipun mereka sudah diberi nasehat Rasul, akan tetapi mereka tetap kaget dan sangat sedih. Sahabat Umar yang terkenal sebagai pahlawan yang gagah berani juga merasakan hal yang sama. Beliau hampir tidak percaya apabila Nabi telah tiada. Begitu juga dengan sahabat-sahabat yang lain, mereka merasakan hal yang sama. 

Namun Abu Bakar sangat bijaksana dan arif. Di tengah-tengah kesedihan dan perasaan yang serba panik dan kalut dipenuhi rasa tidak percaya, Abu Bakar berpidato:”Wahai manusia, barang siapa yang memuja Muhamad, Muhammad telah mati. Tetapi siapa yang memuja Allah SWT, Ia hidup selama-lamanya, tidak akan pernah mati”. Abu Bakar membaca firman Allah SWT Surat Ali Imran ayat 144:

وَمَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوْلٌۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۗ اَفَا۟ىِٕنْ مَّاتَ اَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلٰٓى اَعْقَابِكُمْ ۗ وَمَنْ يَّنْقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَّضُرَّ اللّٰهَ شَيْـًٔا ۗوَسَيَجْزِى اللّٰهُ الشّٰكِرِيْنَ
Artinya: “Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur”. (Qs. Ali Imran ayat 144)

Mendengar pidato Abu Bakar yang tegas ini, sahabat Umar dan sahabat-sahabat Nabi yang lain menjadi sadar. Bahkan Umar berkata: ”Demi Allah saya tadinya mengira bahwa di dalam al-Qur’an tidak ayat seperti yang dibacakan oleh Abu Bakar ini. Saya baru sadar ada ayat ini setelah dibacakan Abu Bakar”.
Bang Mimin
Bang Mimin Content Writer