Gaya Kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz

Table of Contents
Semenjak masa kecil Umar Bin Abdul Aziz telah diajarkan ilmu pengetahuan agama dan juga pengamalannya. Ia telah terbiasa mengamalkan semua perintah agama, sehingga jiwanya terbentuk sebagai orang yang saleh dan taat agamanya, ketaatan dan ketaqwaanya tidak hilang meskipun dirinya telah menjadi khalifah.


Umar bin Abdul Aziz merupakan seorang pemimpin yang berhati lembut dan pemaaf yang akan mendatangkan kedamaian dan menimbulkan rasa aman bagi seluruh rakyatnya. Berikut adalah gaya kepemimpinan Umar bin abdul Aziz.

Biografi Umar bin Abdul Aziz

Nama lengkapnya adalah Abu Hafs Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin As bin Umayyah bin Abdus Syams. Ia adalah keturunan Umar bin Khattab melalui ibunya yang bernama Laila Ummu Asim binti Asim bin Umar bin Khattab. 

Ia lahir ketika ayahnya Abdul Aziz menjadi Gubernur di Mesir. Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah pada tahun 63 Hijriyah bertepatan dengan 683 Masehi dan wafat di Dair Syam’an, Syuriah pada tahun 101 Hijriyah atau bertepatan dengan 720 Masehi.

Nama panggilan atau gelar Umar bin Addul Aziz, antara lain: Abu Hafs, Umar II dan Khulafaur Rasyidin ke-5. Umar bin Abdul Aziz menghabiskan sebagian besar hidupnya di Madinah hingga ayahnya wafat tahun 85 H/ 704 M. Kemudian pamannya yang bernama Abdul Malik bin Marwan membawanya ke Damaskus dan menikahkanya dengan putrinya yang bernama Fatimah.

Umar bin Abdul Aziz memperoleh pendidikan di Madinah, yang pada waktu itu merupakan pusat ilmu pengetahuan dan gudangnya para ulama Hadits dan Tafsir. Pendidikan yang diperolehnya sangat mempengaruhi kehidupan pribadinya dalam melaksanakan tugas yang pernah diamanatkan kepadanya.

Kepemimpinan

Awal karier Umar bin Abdul Azis dalam bidang politik atau pemerintahan adalah menjabat sebagai Gubernur. Yaitu pada masa pemerintahan Al-walid bin Abdul Malik, Ia diangkat menjadi Gubernur Hijaz yang berkedudukan di Madinah pada usianya baru 24 tahun. 

Ketika Masjid Nabawi dibongkar atas perintah Al Walid bin Abdul Malik untuk diganti dengan bangunan baru yang lebih indah, Umar bin Abdul Aziz dipercaya sebagai pengawas pelaksanaan pembangunan itu. 

Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai Gubernur yang adil, bijaksana, mengutamakan dan memperhatikan kepentingan rakyat, serta mau mendiskusikan berbagai masalah penting yang berkaitan dengan Agama, urusan rakyat, dan pemerintahan. 

Umar bin Abdul Aziz diangkat mejadi khalifah berdasarkan wasiat khalifah Dinasti Umayyah sebelumnya yaitu khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. 

Begitu mendengar dirinya diangkat menjadi khalifah maka ia mengucapkan kalimat istirja’: innalillahi wa inna ilaihi roojiuun, sebagai bentuk ungkapan bahwa jabatan itu merupakan musibah baginya. Setelah menjadi khalifah, beliau meninggalkan cara hidup bermewah-mewahan dan melakukan cara hidup yang sederhana. 

Umar bin Abdul Aziz mengembalikan semua harta yang ada pada dirinya ke Baitul Mal. Beliau mengharamkan atas dirinya untuk mengambil apapun dari Baitul Mal. Usaha-usaha Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang merupakan prestasinya dalam memerintah. 

Usaha-usaha khalifah Umar bin Abdul Aziz di bidang agama, antara lain:
  1. Menghidupkan kembali ajaran Al Qur’an dan Sunah Nabi Saw
  2. Menerapkan hukum Syari’ah Islam secara serius dan sistematis
  3. Mengadakan kerja sama dengan ulama-ulama besar seperti, Hasan Al Basri dan Sulaiman bin Umar
  4. Memerintahkan kepada Imam Muhammad bin Muslim Bin Syihab Az-Zuhri mengumpulkan hadist-hadist untuk ditulis. 
Dalam bidang ilmu pengetahuan Dalam bidang ini usaha yang dilakukan adalah memindahkan sekolah kedokteran yang ada di Iskandariah (Mesir) ke Antakya (Turki) dan Harran (Turki). Dalam bidang ini usaha yang dilakukannya adalah menerapkan prinsip politik yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan yang lebih utama dari segalanya. 

Melihat secara langsung cara kerja para gubernur dengan cara mengirim utusan ke berbagai negeri. Tidak sungkan-sungkan untuk memecat gubernur yang tidak taat menjalankan agama dan bertindak dzolim terhadap rakyat. 

Usaha-usaha Umar bin Abdul Aziz di bidang ekonomi, antara lain: 
  1. Mengurangi beban pajak yang dipungut dari kaun Nasrani
  2. Menghentikan Jizyah (pajak) dari umat Islam
  3. Membuat aturan mengenai timbangan dan takaran
  4. Menghapus sistem kerja paksa
  5. Menyediakan tempat penginapan bagi musyafir
  6. Menyantuni fakir miskin
  7. Memperbaiki tanah pertanian, irigasi, penggalian sumur-sumur 
  8. Pembangunan jalan
Kesalehan Umar bin Abdul Aziz

Khalifah Umar bin Abdul Aziz sosok pribadi yang mempunyai sikap terpuji bisa dijadikan suri tauladan bagi generasi sesudahnya baik Ia secara pribadi maupun sebagai pemimpin. Umar bin Abdul Aziz memiliki sifat taat kepada Allah Swt hal ini tercermin dalam sikap dan tatalakunya. 

Sejak kecil Umar Bin Abdul Aziz telah diajarkan ilmu pengetahuan agama dan juga pengamalannya. 

Ia telah terbiasa mengamalkan semua perintah agama, sehingga jiwanya terbentuk sebagai orang yang saleh dan taat agamanya, ketaatan dan ketaqwaanya tidak hilang meskipun beliau telah menjadi khalifah. kesopanan dan kesantunan Umar memang patut kita teladani, agar sikap dan perilaku kita terhindar dari sombong dan angkuh. 

Kelebihan apapun yang dimiliki seseorang, baik itu jabatan khalifah, pemimpin, penguasa, harta kekayaan, kecantikan, ketampanan, kecerdasan, dan keberhasilan semuanya itu bersifat sementara, dan pada hakekatnya bukan milik kita, melainkan titipan Allah SWT. 

Umar Bin Abdul Aziz tidak hanya cerdas melainkan seorang negarawan yang demokrat dan politikus yang demokrat. Umar melarang seluruh keluarga menghina mencaci pihak-pihak lain yang berbeda haluan politik mereka atau berbeda paham keberagamaanya. 

Sikap moderat dan demokrat hendaknya yang harus kita teladani dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Sikap moderat dapat menyelesaikan suatu masalah secara bijak dan damai. Apalagi sikap demokrat itu dibarengi dengan jiwa sportif dan jiwa besar. Seorang khalifah yang berhati lembut dan pemaaf akan mendatangkan kedamaian dan menimbulkan rasa aman bagi rakyatnya. 

Beliau memerintahkan tentaranya agar tidak mengepung kota Konstantinopel agar mereka tidak terperangkap. Demikianlah kelembutan hati Umar Bin Abdul Aziz, sehingga meskipun Byzantium pernah menyerang dan membunuh tentara Islam, namun jiwa pemaafnya seakan tidak rela musuhnya itu mati dalam penderitaan. 

Hati yang lembut dan jiwa pemaaf hendakya dimiliki oleh kita sebagai muslim. Kita harus tanggap dan peduli terhadap kesusahan dan penderitaan orang lain. Selain itu juga tidak boleh menjadi seorang pendedam. 

Prestasi Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Walaupun masa pemerintahnnya relatif singkat, yaitu sekitar tiga tahunan, namun Umar telah melakukan berbagai perbaikan dan pembangunan sarana pelayanan umum, seperti perbaikan lahan pertanian, penggalian sumur baru penginapan bagi musafir dan lainnya. Diantara prestasi khalifah Umar bin Abdul Aziz, adalah: 

1. Kodifikasi Hadits 

Usaha yang dilakukan oleh khalifah Umar dilatar belakangi oleh banyak syuhada penghafal hadits dan banyaknya hadits maudhu (palsu) beredar di masyarakat yang semakin membuat rancu mana hadits yang shohih dan tidak. 

Dari situlah muncul kesadaran khalifah untuk membukukan hadits secara lebih sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan, karena ada dalam hadits Nabi, yang berbunyi: Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa yang secara sengaja berdusta dan menyandarkannya kepadaku, neraka adalah tempat yang pantas untuk dia kembali".

Untuk mengumpulkan hadits Umar bin Abdul Aziz memerintahkan kepada Gubernur Madinah, Abu Bakar bin Muhammad Amr bin Hazm supaya membukukan hadits-hadits Nabi yang terdapat pada para penghafal. 

Ulama yang di tunjuk oleh khalifah untuk melakukan pengumpulan hadis dari para penghafalnya adalah Abu Bakar bin Muhammad Amr bin Hazm dan Muhammad ibnu Syihab al-Zuhri.

2. Menghapus diskriminasi pada kaum Mawali
 
Upaya dan usaha yang khalifah Umar bin Abdul Aziz memberikan perhatian yang lebih mengenai konflik antara bangsa Arab dan Mawali yang pada masa khalifah sebelumnya muncul fanatik yang berlebih atau yang dikenal Arabisme dan disertai penghinaan terhadap kelompok lain yang memunculkan konflik. 

Melalui usaha yang dilakukan oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz telah berhasil mengurangi terjadinya gesekan-gesekan yang muncul ditengah-tengah masyarakat dan kontribusi yang paling besar dalam pengkodifikasian hadits serta dialektika yang melingkupinya. 

Khalifah Umar bin Abdul Aziz memberikan perhatian lebih dalam hal ilmu pengetahuan dengan mengirimkan utusan untuk belajar di luar dan menciptakan ahli ahli ilmu tertentu yang semakin banyak dan mendalam. 

Setiap ketetapan yang diambil oleh setiap khalifah dilatarbelakangi oleh berbagai hal yang ada di sekitarnya, begitu juga berbagai ketetapan yang diambil oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz pasti ditentukan oleh berbagai hal yang ada disekitarnya semisal toleransi antar kelompok.

Demikian bahasan materi tentang gaya kepemimpinan mar bin Abdul Aziz, semoga hal ini dapat dijadikan tauladan bagi para pemimpin dimasa kini yang akan datang. Wallaahu A'lam
Bang Mimin
Bang Mimin Content Writer