Biografi Imam Bukhari, Ulama Hadits Pencari Ilmu

Table of Contents
Imam Bukhari, nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Muqirah Al-Ja’fi bin Bardizbah Al-Bukhari, lahir bulan Syawal 194 Hijriyah di Bukhara, Uzbekistan, Asia tengah sehingga dikenal dengan panggilan Al-Bukhari. Imam Bukhari di didik dalam keluarga ulama yang taat beragama.


Dalam kitab Ats Tsiqat, Ibnu Hiban menulis bahwa ayah Bukhari dikenal sebagai seorang yang wara, seorang ulama bermazhab Maliki dan murid dari Imam Malik, ia seorang ulama besar dan ahli fiqih. Ia wafat ketika Bukhari masih kecil. Berikut adalah bahasan tentang biografi imam Bukhari ulama hadits pencari ilmu.

Biografi Imam Bukhari

Dia diberi nama Muhammad oleh ayahnya, Ismail bin Ibrahim. Yang sering menggunakan nama asli dia ini adalah Imam Tirmidzi dalam komentarnya setelah meriwayatkan hadits dalam Sunan Tirmidzi. Sedangkan kunyah-nya adalah Abu Abdullah. Karena lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah, dia dikenal sebagai al-Bukhari. 

Dengan demikian nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari. Ia lahir pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Tak lama setelah lahir, dia kehilangan penglihatannya. Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. 

Imam Bukhari sudah melakukan pengembaraan menuntut ilmu sejak berusia sepuluh tahun. Ia pergi ke Balkh, Naisabur, Rayy, Baghdad, Bashrah, Kufah, Mekkah Mesir, dan Syam. Imam Bukhari berguru pada Syekh Ad-Dakhili. Ulama ahli Hadist yang mashur di Bukhara.

Pada usia 16 tahun ia mengunjungi kota suci Makkah dan Madinah untuk mengikuti kuliah dari para guru besar Hadist. Pada usia 18 tahun dia sudah hafal karya Mubarak dan Waki’ bin Jarrah bin Malik. Bersama gurunya Syekh Ishaq, menghimpun Hadist-Hadist shahih dalam satu kitab.

Dari satu juta Hadist yang diriwayatkan 80.000 Rawi disaring menjadi 7.275 Hadist. Untuk mengumpulkan dan menyeleksi Hadist Sahih, Imam Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun mengunjungi berbagai kota untuk menemui para Rawi Hadist.

Diantara kota-kota yang disinggahinya antara lain Basrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baqhdad sampai Asia Barat. Di antara ulama Hadist yang yang termasuk guru Imam Bukhari adalah Ali bin al-Madani, Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma’in, Makki bin Ibrahim al-Bakhi, dan Muhammad bin Yusuf Al-Baikandhi.

Selain itu, banyak ahli Hadist yang berguru kepadanya, diantaranya Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibnu Nazr, dan Imam Muslim. Imam Bukhari merupakan ulama Hadist yang banyak menulis kitab-kitab Hadist.

Bukhari memiliki daya hafal tinggi sebagaimana yang diakui kakaknya, Rasyid bin Ismail. Sosok dia kurus, tidak tinggi, tidak pendek, kulit agak kecoklatan, ramah dermawan dan banyak menyumbangkan hartanya untuk pendidikan.

Masa Penelitian Hadits

Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Imam Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadis, mengumpulkan dan menyeleksi hadisnya. Di antara kota-kota yang disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah dan Madinah), Kufah, Baghdad sampai ke Asia Barat. 

Di kota Baghdad, Imam Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan seorang ulama besar, Ahmad bin Hanbal. Di kota-kota itu ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari mereka dia mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.

Namun tidak semua hadis yang ia hafal kemudian diriwayatkan, melainkan terlebih dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat di antaranya apakah sanad (riwayat) dari hadis tersebut bersambung dan apakah perawi hadis itu tepercaya dan tsiqqah atau kuat. 

Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, akhirnya Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dalam karya monumentalnya Al Jami'al-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari. Banyak para ahli hadis yang berguru kepadanya seperti Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam Muslim.

Guru-guru Imam Bukhari

1. Ali ibn Al Madini
2. Ahmad bin Hanbal
3. Yahya bin Ma'in
4. Muhammad ibn Yusuf Al Faryabi
4. Maki ibn Ibrahim Al Bakhi
5. Muhammad ibn Yusuf al Baykandi, dan 
6. Ibnu Rahawaih

Selain itu ada 289 ahli hadits yang hadisnya dikutip dalam bukunya "Shahih Bukhari".

Kitab karya-karya Imam Bukhari, yaitu :

1. Al-Jami' ash-Shahih / Shahih Bukhari
2. Al-Adab al-Mufrad
3. Adh-Dhu'afa ash-Shaghir
4. At-Tarikh ash-Shaghir
5. At-Tarikh al-Ausath
6. At-Tarikh al-Kabir
7. At-Tafsir al-Kabir
8. Al-Musnad al-Kabir
9. Kazaya Shahabah wa Tabi'in
10. Kitab al-Ilal
11. Raf'ul Yadain fi ash-Shalah
12. Birr al-Walidain
13. Kitab ad-Du'afa
14. Asami ash-Shahabah
15. Al-Hibah
16. Khalq Af'al al-Ibad
17. Al-Kuno
18. Al-Qira'ah Khalf al-Imam, dll

Diantara karya-karya tersebut yang termashur adalah al-Jami’ al-Musnad ash-Sahih al-Mukhtasar min Umur Rasul Allah was Sunanih wa Ayyamih. Kitab-kitabnya menjadi rujukan bagi umat Islam yang ada di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Akhir Hayat

Kebesaran akan keilmuan beliau diakui dan dikagumi sampai ke seantero dunia Islam. Di Naisabur, tempat asal imam Muslim seorang Ahli hadis yang juga murid Imam Bukhari dan yang menerbitkan kitab Shahih Muslim, kedatangan beliau pada tahun 250 Hijriyah disambut meriah, juga oleh guru Imam Bukhari Sendiri Muhammad bin Yahya Az-Zihli. 

Dalam kitab Shahih Muslim, Imam Muslim menulis. Ketika Imam Bukhari datang ke Naisabur, saya tidak melihat kepala daerah, para ulama dan warga kota memberikan sambutan luar biasa seperti yang mereka berikan kepada Imam Bukhari. Namun kemudian terjadi fitnah yang menyebabkan Imam Bukhari meninggalkan kota itu dan pergi ke kampung halamannya di Bukhara.

Seperti halnya di Naisabur, di Bukhara dia disambut secara meriah. Namun ternyata fitnah kembali melanda, kali ini datang dari Gubernur Bukhara sendiri, Khalid bin Ahmad Az-Zihli yang akhirnya Gubernur ini menerima hukuman dari Sultan Uzbekistan Ibn Tahir.

Tak lama kemudian, atas permintaan warga Samarkand sebuah negeri tetangga Uzbekistan, Imam Bukhari akhirnya menetap di Samarkand. Tiba di Khartank, sebuah desa kecil sebelum Samarkand, ia singgah untuk mengunjungi beberapa familinya. 

Namun disana dia jatuh sakit selama beberapa hari. Imam al-Bukhari wafat pada malam Idul Fitri tahun 256 Hijriyah dalam usia 62 tahun (194-256 H/810-870 M). Jenazahnya dikuburkan di Khartank, sebuah desa di Samarkand. 
Bang Mimin
Bang Mimin Content Writer