5 Rasul Ulul Azmi
Table of Contents
Allah swt mengutus para Nabi dan Rasul utusannya ke tengah-tengah kehidupan manusia sangatlah banyak, setiap ada perubahan masa kehidupan manusia karena berpaling dari Allah sang Maha pencipta, maka Allah akan utus salah seorang di antara mereka sebagai pemberi peringatan dan menyadarkan mereka agar mereka kembali menyembah Allah swt.
Dalam sebuah haditsnya dinyatakan bahwa jumlah para Nabi yang pernah di utus berjumlah sebanyak 124.000 Nabi, sedangkan jumlah para Rasul yang pernah di utus berjumlah 313 Rasul. Dari banyaknya jumlah Nabi dan Rasul tersebut yang wajib diketahui oleh umat Islam berjumlah 25 Nabi dan Rasul. Dari 25 Nabi dan Rasul yang wajib kita ketahui, terdapat 5 Rasul Ulul Azmi.
Pengertian Ulul Azmi
Ulul Azmi berasal dari bahasa Arab, yaitu : Ulul yang artinya orang yang memiliki, dan Azmi yang artinya cita-cita yang mantap. Menurut Sirojuddin dalam buku Ensiklopedi Islam menyebutkan bahwa Ulul ‘Azmi (ulu al-‘azmi) artinya “orang-orang yang mempunyai kemauan kuat dan teguh.
Menurut istilah Ulul Azmi adalah rasul-rasul pilihan atau Nabi yang memiliki keteguhan hati, lapang dada dan sabar dalam menghadapi kaumnya yang menentang dirinya dan tidak mau menerima ajaran yang disampaikannya. Adapun rasul-rasul yang termasuk dalam Ulul Azmi yaitu : 1. Nabi Nuh As. 2. Nabi Ibrahim As. 3. Nabi Musa As. 4. Nabi Isa As. 5. Nabi Muhammad Saw.
Rasul-rasul yang termasuk dalam kelompok Ulul ‘Azmi ini adalah orang yang memiliki ketabahan luar biasa, mempunyai ketetapan hati dan kesabaran, sekalipun dengan susah payah dan sangat berat dalam menegakkan syari’at Allah Swt, sehingga kesabaran mereka dipuji oleh Allah Swt sendiri.
Allah swt berfirman dalam Qs. al Ahqaf ayat 35, berikut ini :
Artinya : Maka Bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul Telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Qs. Al Ahqaf ayat 35)
(Inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. Ayat di atas menunjukkan bahwa para rasul Ulul Azmi hidup dalam perjuangan yang lebih berat. Namun mereka tetap teguh, sabar dan tawakkal dalam menyampaikan ajaran dan dakwahnya kepada umat manusia.
1. Nabi Nuh AS
Nabi Nuh As berdakwah selama kurang lebih 950 tahun, tetapi yang beriman hanya 80 orang, jumlah yang sangat tidak seimbang dengan lamanya berdakwah. Kendatipun setiap diajak dan diseru telinga mereka selalu ditutup dengan jari jarinya, namun Nabi Nuh As.
Dengan kesabaran dan ketabahannya tetap terus menyeru kaumnya agar hanya menyembah kepada Allah Swt. sampai akhirnya azab didatangkan oleh Allah berupa banjir besar dan menenggelamkan semua orang yang tidak beriman, termasuk isteri dan anaknya sendiri.
Semenjak kecil senang Ibrahim As berdebat tentang ke-Tuhanan, baik kepada orang tuanya maupun kaumnya. Kemudian setelah remaja dengan keberanianya menghancurkan patung-patung sesembahan kaumnya, hingga beliau dibakar dalam api yang sangat besar oleh Raja Namrudz yang berkuasa pada saat itu.
Selanjutnya setelah beliau berpindah ke Palestina, maka beliau melanjutkan dakwah kepada kaum Bani Isra'il dan di kota ini pula beliau kawin dengan Siti Sarah dan Siti Hajar. Dengan ketaatan Nabi Ibrahim As. kepada perintah Allah Swt, beliau sampai beberapa kali mundar mandir antara kota Palestina dengan kota “Bakkah” (Makkah) yang jaraknya sangat jauh sekali, perjalanan satu bulan pergi dan satu bulan pulang.
Perintah Tuhan pertama adalah membawa Siti Hajar dengan anaknya Isma'il yang masih bayi itu ke tempat yang disitu tidak ada pepohonan, tidak ada air, tanahnya sangat tandus dan gersang untuk selanjutnya diperintahkan Tuhan keduanya harus tinggal di tempat ini. Perintah Tuhan kedua adalah menyembelih putra kesayangannya Isma'il dan tentu hal ini suatu ujian yang paling berat bagi beliau.
Perintah Tuhan ketiga sehingga Nabi Ibrahim harus ke Makkah lagi adalah untuk membangun “Baitullah” (Kabah) bersama anak beliau Isma'il. Semua perintah Allah beliau laksanakan dengan penuh kesabaran dan ketabahan tetapi semuanya berujung kepada pertolongan Allah SWT.
Seorang Nabi yang diberikan kelebihan dapat berdialog langsung dengan Tuhan, karenanya beliau diberi gelar dengan Isa Kalimullah. Kesabaran dan ketabahan Nabi Musa As ini adalah karena pada zaman itu beliau harus berhadapan dengan seorang raja yang sangat kejam, zhalim dan bengis, lebih dari itu dia mengaku sebagai tuhan yang harus disembah, jika tidak mau pastilah mati di tangannya, yaitu “Fir'aun”.
Orang semacam inilah yang dihadapi oleh Nabi Musa, namun dengan tongkatnya yang diberikan oleh Allah sebagai mukjizat beliau, maka akhirnya Fir'aun harus tenggelam bersama tentaranya di laut merah. Penderitaan pertama yang dialami oleh Nabi Musa adalah sewaktu beliau masih bayi, oleh ibunya Musa terpaksa harus dihanyutkan di sungai.
Untuk menyelamatkan beliau dari undang-undang Fir'aun yang berisi setiap anak laki-laki yang lahir pada waktu itu harus dibunuh hidup-hidup. Ujian kedua ketika Nabi Musa harus berhadapan dengan para tukang sihir.
Perintah Tuhan selanjutnya adalah menyelamatkan Bani Isra'il yang sudah sekian lama menjadi budak Fir'aun, untuk selanjutnya dibawa ke luar kota Mesir, sehingga pada saat itulah Fir'aun bersama tentaranya mengejar sampai ke laut merah dan ternyata hidup Fir'aun harus berakhir di laut merah ini.
Nabi dan Rasul Ulul Azmi keempat yang juga tidak kalah banyaknya tantangan dan halangan yang dialami beliau dalam berdakwah. Tantangan yang dihadapi Nabi Isa dalam menyampaikan dakwah adalah para Pendeta “Yahudi”. Kaum Yahudi ini selalu menyulut api keangkuhan dan kesombongan bahkan mendustakan ajaran beliau.
Kendatipun Nabi Isa As. telah diberikan mukjizat oleh Allah untuk membuktikan kebenaran akan kenabian beliau, namun orang-orang Yahudi tetap membuat permusuhan, hingga akhirnya membuat fitnah kepada “Raja Pilathus”, penguasa Romawi pada saat itu.
Maka dengan fitnah inilah Isa kemudian dibunuh dan disalib, namun sebenarnya yang dibunuh/disalib itu bukanlah Nabi Isa, melainkan Yahudza al-Askharyuthi (Yudas Iskariot) yang diserupakan oleh Allah dengan Nabi Isa.
Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal 571 Masehi di Kota Makkah, bertepatan dengan tahun gajah. Ayahnya bernama abdullah dan ibunya bernama Aminah binti Abdul Mutholib. Ayahnya wafat ketika Muhammad SAW masih dalam kandungan. Sedangkan ibunya wafat ketika ia masih kecil. Muhammad Saw menikah pada usia 25 tahun dengan Siti Khadijah.
Mereka dikarunia beberapa anak, diantaraanya adalah : Ibrahim dan Fatimah (istri Ali bin Abu Thalib). Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah pada usia 40 tahun ketika menerima wahyu pertama. Qs. Al 'Alaq : 1-5, di gua Hira.
Pada awal dakwahnya, hanya sedikit yang masuk Islam. Disamping Khadijah, diantaranya adalah Ali bin Abi Thalib dan disusul Zaid bin Haritsah bekas budak Nabi sendiri yang telah dimerdekakan. Abu Bakar, Usman bin Affan, Abdurrahkhman bin Auf, Talkhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam, Abu Ubaid bin Jarrah dan lainnya.
Mereka disebut “Assabiqunal Awwalun” artinya : kelompok orang yang pertama kali masuk Islam. Sebelum hijriyah, Nabi Muhammad Saw mengalami “tahun kesedihan” (amul huzni) karena ditinggal wafat dua orang yang berperan besar dalam hidupnya, yaitu Khadijah (istrinya) dan Abu Thalib (pamannya).
Pada tahun itu juga Allah Swt memerintahkan Nabi Muhammad agar melakukan Isra’ dan Mi’raj. Dalam peristiwa Isra’ mi’raj tersebut diturunkan perintah sholat lima waktu. Pada tanggal 1 Muharram Tahun 1 Hijriyah, Nabi Muhammad Saw bersama para sahabat hijrah ke Yatsrib (Madinah) untuk membangun senndi-sendi sosial kemasyarakatan di sana.
Tahun hijrahnya Nabi Muhammad Saw ini kemudian ditetapkan sebagai awal tahun Hijriyah oleh Khalifah Umar bin Khatab. Nabi Muhammad adalah seorang Nabi yang mempunyai kesabaran luar biasa. Misalnya : ia memaafkan penduduk Thaif yang melemparinya dengan batu, kotoran manusia, dan unta. Ia juga memaafkan Suraqah bin Malik yang berniat membunuhnya.
Karena sifat-sifatnya tersebut banyak orang yang semula memusuhinya menjadi simpati dan akhirnya beriman. Setelah mengalami rintangan dan hambatan, akhirnya Nabi Muhammad Saw berhasil membangun peradaban Islam di kota Madinah. Kemudian Nabi Muhamamd Saw membebaskan Makkah dari orang-orang kafir.
Peristiwa ini disebut Fathu Makkah (kemenangan atas kota Makkah). Nabi Saw melakukan haji perpisahan (haji wada’) pada tahun 10 Hijriyah. Menjelang akhir kenabian, beliau menerima wahyu terakhir yaitu Surat Al Maidah ayat 3. Akhirnya pada tanggal 12 Rabiul Awal 11 Hijriyah (632 M) Nabi besar penutup zaman itu wafat dalam usia 63 tahun dirumah putrinya (Fatimah). Beliau dimakamkan di samping masjid Nabawi, Madinah.
Hikmah Keteladanan Dari Rasul Ulul Azmi
Para rasul Ulul Azmi, disamping memiliki kesabaran yang tinggi, senantiasa bermohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya, dan senantiasa mendoakan agar kiranya Allah SWT memberi hidayah dan petunjuk kepada kaumnya.
Sifat-sifat utama yang dapat kita teladani dari para rasul Ulul Azmi antara lain : 1. Sabar 2. Ikhlas 3. Ikhtiar 4. Tawakal 5. Teguh pendirian. Adapun hikmah beriman kepada Rasul Ulul Azmi, yaitu :
- Bertambah iman kepada allah swt dengan mengetahui bahwa rasul itu benar-benar manusia pilihan-nya.
- Sabar dan tabah dalam melaksanakan perintah Allah swt dan rasul-nya serta menjauhi segala larangan-nya.
- Bersyukur kepada Allah swt atas segala nikmat yang diberikan-nya
- Ikhlas menerima segala ujian dan cobaan yang kita alami
- Mempercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk disampaikan kepada umatnya.
- Lebih mencintai, menghormati, dan mengagungkan rasul atas perjuangannya dalam menyampaikan agama allah swt kepada umatnya.
- Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.
- Akan selamat di dunia dan di akhirat dengan bimbingan yang diberikan rasul
Demikianlah pembahasan tentang 5 Rasul Ulul Azmi, para nabi pilihan yang penyabar. Semoga ada ibrah dan pelajaran untuk kita semua.