Pengertian Taubat, Jenis dan Syaratnya

Table of Contents
Siapapun manusia pasti pernah berbuat salah dan khilaf, tidak terkecuali para Nabi dan Rasul mereka juga pernah berbuat kesalahan namun Allah swt telah memberi ma'shum atau keterjagaan dari kesalahan yang secara langsung atau tidak langsung. 


Namun bagi manusia pada umumnya sangat mungkin terjadi berbuat kesalahan, akan tetapi karena Allah Swt Maha pengampun dan penyayang, maka ada jalan untuk memperbaikinya yaitu dengan cara bertaubat.

Pintu taubat masih terbuka lebar sebelum terbitnya matahari dari sebelah barat, oleh karena itu siapapun yang merasa pernah berbuat dosa sangat dimungkinkan untuk diampuni kembali oleh Allah swt dari dosa dan kesalahan yang pernah dibuatnya itu. 

Namun harus diingat bahwa meskipun pintu taubat masih terbuka lebar, jika azal kematian datang menjemput ia tidak akan bisa dimajukan dan mundurkan kembali.

Pengertian Taubat

Taubat secara bahasa berarti ”kembali”, secara istilah, taubat berarti kembali ke jalan yang benar dengan didasari keinginan yang kuat dalam hati untuk tidak kembali melakukan dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya. 

Sebagai manusia biasa yang bukan malaikat ataupun nabi yang memiliki sifat ma’shum (terjaga dari perbuatan dosa), secara langsung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, kerap kali akan bersinggungan dengan yang namanya kesalahan atau dosa. 

Baik kesalahannya sebagai makhluk individu yang berhubungan langsung dengan Allah, maupun sebagai makhluk sosial yang berhubungan dengan anak Adam yang lain. Untungnya, sebagai seorang muslim diberi jalan selebar-lebarnya oleh Allah untuk memperbaiki kesalahan itu melaui sebuah pintu yang disebut dengan taubat. 

Dalam sebuah hadits disebutkan: 

Dari Anas dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua Bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat ". (H.R. Ibnu Majjah dari Anas) 

Karenanya, Allah memerintahkan untuk bertaubat kepada semua umat manusia yang telah melakukan dosa. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qs. At-Tahrim ayat 8 berikut ini.  

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ٨ ( التحريم/66: 8)

Artinya: ” Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. AT-Tahrim: 8)

Allah Swt adalah Dzat yang maha Menerima Taubat, sebagaimana Ia telah memproklamirkannya dalam QS. An-Nashr: 3. Tidak ada satu dosapun yang tidak diampuni oleh Allah kecuali syirik atau mempersekutuka-Nnya.

Sebagaimana firman Allah dalam Qs. An-Nisa ayat 48. 

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا ٤٨ ( النساۤء/4: 48)

Artinya: ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukanNya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa :48)

Karena sudah jelas bahwa Allah swt itu Maha Pengampun. Maka, sudah seharusnya bila kita menyegerakan diri untuk segera bertaubat kepadaNya manakala kita telah berbuat dosa, yaitu Taubat dengan sebenar-benarnya taubat atau semurni-murninya taubat, yang biasa disebut dengan ”Taubatan Nasuha”. 

Dalam sebuah Haditsnya, Rasulullah saw pernah bersabda, artinya:“ Hai manusia bertobatlah kepada Allah dan mintalah ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya aku sendiri bertobat dalam sehari 100 kali.” (HR.Muslim).

Sebagai manusia termulia yang mendapat jaminan surga, bahkan surga tidak akan dibuka sebelum beliau masuk, beliau bertaubat 100 kali dalam sehari semalam. Bagaimanakah dengan kita sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput melakukan dosa dalam keseharian.

Jenis dan Syarat Taubat

1. Taubat menyangkut dosa terhadap Allah SWT

Imam Nawawi mengatakan bahwa ada 3 (tiga) syarat dalam melaksanakan taubat yang wajib dilakukan oleh setiap muslim atas dosa yang dilakukan apabila maksiat itu di antara manusia dengan Allah dan tidak berhubungan dengan hak sesama manusia (haqqul adami), maka ada 3 (tiga) syarat: 
  • Meninggalkan perilaku dosa itu sendiri
  • Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan.
  • Berniat tidak melakukannya lagi selamanya. 
2. Taubat menyangkut dosa terhadap sesama manusia 

Sedangkan jika dosa itu berhubungan dengan hak anak Adam/sesama manusia maka lebih lanjut imam Nawawi menyebutkan ada 4 (empat) syarat, yaitu:
  • Meninggalkan perilaku dosa itu sendiri
  • Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan.
  • Berniat tidak melakukannya lagi selamanya.
  • Membebaskan diri dari hak manusia yang dizalimi dengan cara sbb: (a) Apabila menyangkut harta dengan cara mengembalikan harta tersebut. (b) Apabila menyangkut non-materi seperti pernah memfitnah, menggunjingnya (ghibah), dan lain-lain, maka hendaknya meminta maaf kepada yang bersangkutan. 
Taubat dari segala kesalahan tidaklah membuat seorang terhina di hadapan Tuhannya. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya karena sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Sebagaimana firman-Nya dalam Qs. Al-Baqarah ayat : 222. 

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ ٢٢٢ ( البقرة/2

Artinya: ..... ”Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.

Dampak Positif Perilaku Bertobat

a. Bagi Diri Sendiri
  1. Memperoleh semangat dan gairah hidup baru karena Allah berkenan menerima tobatnya (jika tobatnya dilakukan dengan sungguh-sungguh).
  2. Dapat memperoleh kembali jalan yang benar (Islam) setelah menempuh jalan yang sesat (karena perbuatan dosanya).
  3. Memperoleh simpati masyarakat lagi.
b. Bagi Orang Lain (Keluarga)
  1. Lambat laun dapat mengembalikan nama baik keluarga, seperti masa lalu.
  2. Hilangnya kecemasan keluarga dan masyarakat (tidak khawatir terjadi kejahatan yang ia lakukan), seperti sebelum bertobat.
Demikianlah bahasan singkat mengenai pengertian taubat, jenis dan syaratnya. Semoga bermanfaat. Wallaahu A'lam.
Bang Mimin
Bang Mimin Content Writer