Kisah Hijrah Nabi Muhammad Saw Ke Yastrib
Table of Contents
Setelah mendapat tugas kenabian, maka Nabi Muhammad saw memiliki tanggung jawab besar dalam memikul beban amanah kerasulan yang harus di sampaikan kepada umat manusia yang pada saat itu masih berada di sekitar Mekkah, dengan kondisi masyarakat yang masih dalam kondisi kejahilan yang sangat luar biasa. Ketika ajaran Islam mulai di ajarkan, maka pertentangan sudah mulai muncul terutama dikalangan para tokoh kaum Quraisy.
Ketika ajaran islam mulai tersebar, maka pertentangan dan permusuhanpun semakin menjadi-jadi, bukan hanya dengan menghalang-halangi lagi dan ancaman semata, namun sudah mulai benar-benar ingin membunuh baginda nabi Muhammad saw karena kekhawatiran mereka yang akan mengusik kedudukan mereka di tengah-tengah masyarakat Mekkah saat itu.
Karena banyaknya penyiksaan dan intimidasi pada para pengikutnya, maka Rasulullah saw merencanakan untuk hijrah ke Yatsrib. Berikut penjelasan lengkapnya tentang kisah hijrahnya Nabi Muhammad saw ke Yatsrib.
A. Sebab-sebab Hijrah Nabi Saw ke Yatsrib
1. Perintah Allah Swt untuk Berhijrah ke Yatsrib
وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Al-Anfal : 30)Ketika rapat para pemuka suku Quraisy di Darun-Nadwah berlangsung, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu Al-Qur'an Surah Al-Anfal ayat 30. Sesudah malaikat Jibril menyampaikan wahyu tersebut, ia berkata kepada Nabi Muhammad Saw, “Wahai Rasulullah! janganlah engkau tidur malam ini di atas tempat tidur engkau yang telah biasa tidur di atasnya. Sesungguhnya, Allah menyuruh engkau supaya berangkat hijrah ke Yatsrib.”
2. Tekanan kaum Kafir Quraisy
Kaum Muslimin yang tinggal di Mekkah terutama Nabi Muhammad Saw sangatlah menderita. Mereka mengalami kesulitan dan kesengsaraan akibat perbuatan kaum Kair Quraisy. Mereka mendengar bahwa orang-orang Yatsrib telah banyak memeluk agama Islam. Orang-orang di Yatsrib juga mengadakan perjanjian tolong- menolong dengan beliau serta sanggup menyampaikan dukungan kepada Nabi Muhammad Saw.
Bertambah marah kaum Kafir Quraisy. Setiap hari, Nabi Muhammad Saw menerima berita dari sahabat-sahabatnya dianiaya oleh kaum Kafir Quraisy. Oleh sebab itu, Rasulullah Saw memerintahkan sebagian sahabat untuk hijrah ke Yatsrib.
3. Adanya Jaminan Keamanan dari Penduduk Yatsrib
Sebelum Nabi Muhammad Saw hijrah ke Yatsrib, ada beberapa orang Yatsrib yang sudah memeluk agama Islam. Mereka datang ke Mekah pada waktu musim haji. Setiap tahun, kota Mekah dikunjungi bangsa Arab. Hal itu dimanfaatkan Nabi Muhammad Saw untuk menyiarkan agama Islam. Pada suatu malam, Rasulullah Saw bertemu dengan serombongan orang dari Yatsrib yang berjumlah enam orang. Mereka berasal dari keturunan Khazraj.
Setelah memperkenalkan diri, Rasulullah mengajak mereka untuk memeluk agama Islam. Mereka langsung menerima ajakan beliau. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-11 dari kenabian. Merekalah orang Yatsrib pertama yang masuk Islam. Mereka berenam kemudian meninggalkan Mekah menuju Yatsrib dan menyiarkan agama Islam di tengah-tengah masyarakat Yatsrib.
Mereka berjanji akan kembali lagi pada musim haji yang akan datang. Pada musim haji tahun ke-12 dari kenabian, mereka benar-benar datang memenuhi janjinya. Mereka datang bersama dengan tujuh orang dari Yatsrib. Nabi Muhammad Saw membaiat mereka di Bukit Aqabah. Baiat ini disebut dengan Baiat Aqabah Pertama.
Adapun isi Bai'at Aqobah pertama, antara lain:
- Hendaklah kamu sekalian menyembah kepada Allah yang Maha Esa dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun
- Janganlah kamu mengambil hak orang lain tanpa izin
- Janganlah kamu melakukan zina
- Janganlah kamu membunuh anak-anak
- Janganlah kamu berdusta dan berbuat kedustaan
- Janganlah kamu menolak perkara yang baik
- Hendaklah kamu mengikuti Rasulullah Saw, baik pada masa susah maupun pada masa senang.
- Hendaklah kamu mengikuti Rasulullah Saw, baik dengan terpaksa maupun tidak.
- Janganlah kamu merebut sesuatu perkara dari ahlinya (yang mengerjakan-nya). Kecuali jika kamu melihat dengan nyata-nyata akan kekafiran orang yang mengerjakan perkara itu dengan tanda-tanda bukti (keterangan) dari Allah Swt. yang menunjukkan kekafirannya.
- Hendaklah kamu mengatakan kebenaran (haq) di mana pun kamu berada dan janganlah kamu takut atau khawatir terhadap celaan orang dalam mengerjakan agama Allah (Islam).
Setelah di baiat mereka kembali ke Yatsrib dan mendakwahkan Islam di sana. Mereka juga menjamin keamanan dari penduduk Yatsrib. Nabi Muhammad Saw. juga mengutus Mush’ah bin Umair untuk mendampingi mereka ke Yatsrib.
4. Permintaan penduduk Yatsrib agar Nabi Muhammad Saw hijrah ke Negeri Yatsrib
Pada musim haji pada tahun ke-13 dari kenabian, banyak penduduk Yatsrib yang ingin menjalankan ibadah haji. Mereka berjumlah 73 laki-laki dan dua perempuan. Seluruhnya berjumlah 75 orang, terdiri atas 63 laki-laki dari golongan Khazraj, 11 laki-laki dari golongan Aus, dan 2 orang perempuan dari golongan Khazraj yang bernama Nusaibah binti ka’ab Bani an-Najjar dan Asma binti Amr dari Bani Salamah.
Setelah mengerjakan wukuf di Padang Arafah, pada waktu matahari terbenam, berangkatlah mereka ke bukit Aqabah di Mina. Sesampai di bukit Aqabah mereka berkumpul bersama Nabi Muhammad Saw. dan paman beliau yang bernama Abbas. Selanjutnya Rasulullah Saw. membaiat 75 orang tersebut. Baiat kedua ini disebut juga Baiat Al-Aqabah al-Kubra (Baiat Aqabah yang terbesar).
Adapun Isi Baiat Aqobah Kubro (kedua), antara lain:
- Berjanji mendengar dan mentaati Nabi Muhammad Saw
- Berjanji menafkahkan harta , baik dalam keadaan mudah maupun sulit
- Berjanji melakukan amar makruf dan nahi mungkar
- Berjanji tetap tabah menghadapi celaan kaum Kafir
- Berjanji melindungi Nabi Muhammad Saw sebagaimana mereka melindungi diri dan keluarganya
Pada Baiat Aqobah Kubro ini, penduduk Yatsrib meminta agar Nabi Muhammad Saw hijrah ke Yatsrib dan menjadi pemimpin mereka di sana.
B. Peristiwa Hijrah Nabi Saw ke Yatsrib
1. Rencana Jahat yang akan Dilakukan kaum Kafir Quraisy
Kaum muslimin semakin hari semakin banyak yang hijrah ke Yatsrib. Melihat gejala ini, kaum kafir Quraisy merasa khawatir jika kota Yatsrib akan menjadi pusat perkembangan agama Islam. Oleh karena itu, mereka harus bertindak cepat menghadapi Nabi Muhammad Saw. sebelum beliau melaksanakan hijrah. Kepala-kepala suku Quraisy dikumpulkan pada hari Sabtu akhir bulan Shafar tahun ke-13 dari kenabian Muhammad Saw.
Pertemuan diselenggarakan di sebuah gedung yang bernama Darun-Nadwah. Mereka yang hadir, antara lain sebagai berikut.
a. Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah wakil dari suku Bani Abdi Syamsin
b. Harts bin Amir wakil dari suku Bani Naufal
c. Thu’aimah bin mut’im wakil dari suku Bani Adi
d. Nadhar bin Harits wakil dari suku Bani Abdud Dar
a. Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah wakil dari suku Bani Abdi Syamsin
b. Harts bin Amir wakil dari suku Bani Naufal
c. Thu’aimah bin mut’im wakil dari suku Bani Adi
d. Nadhar bin Harits wakil dari suku Bani Abdud Dar
Peserta yang hadir berjumlah lebih kurang seratus orang yang terdiri atas kepala dari kabilah-kabilah di kota Mekah dan sekitarnya. Adapun yang dibicarakan dalam rapat tersebut adalah bagaimana cara menghentikan dakwah Nabi Muhammad Saw dan semangat Islam yang telah menyala-nyala terutama di kota Yatsrib. Setelah rapat dimulai, ada yang mengemukakan pendapat, “Sebaiknya dijaga saja rumah Muhammad agar tidak berani keluar.”
Ada pula yang mengusulkan, “Lebih baik Muhammad dipenjara dalam rumah dan makanan cukup di lemparkan saja.“Kemudian ada seorang yang berpendapat, “Sebaiknya, Muhammad ditangkap saja lalu dijerat dan dimasukkan ke dalam peti sampai ia binasa.”Akhirnya Abu Jahal mengusulkan, “Muhammad harus dibunuh secepatnya.
Dengan mengambil lima orang pemuda suku Quraisy yang gagah perkasa dan berani untuk memancung kepala Muhammad.” Apabila kelima pemuda telah membawa Muhammad ke hadapan kita, kita harus memberi hadiah paling sedikit 1000 dinar.” Pendapat dan usulan Abu Jahal disetujui dan akhirnya rapat ditutup.
2. Sahabat yang Menyertai Nabi Muhammad Saw Ketika Hijrah ke Yatsrib
Sesudah malaikat Jibril menyampaikan wahyu , ia berkata kepada Nabi Muhammad saw, “Wahai Rasulullah! janganlah engkau tidur malam ini di atas tempat tidur engkau yang telah biasa tidur di atasnya. Sesungguhnya, Allah menyuruh engkau supaya berangkat hijrah ke Yatsrib.” Setelah turun surah perintah hijrah, Nabi Muhammad Saw mempersiapkan segala sesuatunya untuk hijrah ke Yatsrib. Ada beberapa sahabat yang menyertainya atau membantunya ketika hijrah ke Yatsrib antara lain sebagai berikut:
a. Abu Bakar ra
Sesudah mendapat perintah dari Allah Swt untuk berhijrah, Nabi Muhammad Saw. pergi ke rumah Abu Bakar. Di hari yang panas, dengan bertutup muka dan kepala beliau sampai dirumah Abu Bakar. Abu Bakar terkejut melihat kedatangan Rasulullah Saw. yang terburu-buru. Setelah masuk, beliau segera duduk dan berkata kepada Abu Bakar, “Allah Ta’ala telah mengizinkan aku ke luar dan hijrah (dari Mekah ke Yatsrib).“
Abu Bakar menjawab, “Berteman dengan saya, ya Rasulullah?” Jawab Nabi Muhammad Saw., “ya dengan izin Allah.” Kemudian Abu Bakar ra menangis bahagia. Lalu ia berkata, “Ya Rasulullah! Ambilah salah satu dari kedua ekor unta saya untuk kendaraan Tuan.” Nabi Muhammad Saw. memilih unta yang terbaik kepunyaan Abu Bakar yang baru saja dibelinya dengan harga 800 dirham. Unta Itu bernama Al-Qushwa.
Selanjutnya Nabi Muhammad Saw pulang ke rumahnya. Abu Bakar berkemas-kemas dan memerintahkan keluarganya mempersiapkan bekal untuk perjalanan jauh. Asma dan Aisyah putrinya menyiapkan bekal seperti makanan dan pakaian. Abu Bakar juga berpesan kepada Abdullah, putranya supaya setiap hari mendengarkan komentar orang-orang Quraisy tentang kepergiannya dengan Rasulullah Saw.
Kepada pembantunya, Amir bin Fuhairah untuk menggembala kambingnya di dekat Gua Tsur agar air susunya dapat dijadikan untuk minum. Demikian juga kepada pembantunya yang lain yang bernama Abdullah bin Uraiqith, supaya pada hari yang ditentukan ia datang ke Gua Tsur disuruh menunjukkan jalan kemudian ke Yatsrib bersama-sama dengan Amir bin Fuhairah.
b. Ali bin Abi Thalib
Setelah ke rumah Abu Bakar, Nabi Muhammad Saw memanggil Ali bin Abi Thalib. Rasulullah Saw berpesan kepada Ali agar bermalam dan tidur di tempat tidur beliau, seraya berselimut dengan selimut yang biasa dipakai oleh beliau. setiap beliau tidur malam hari. Pesan beliau yang lain kepada Ali adalah supaya barang-barang milik orang lain yang dititipkan kepada Rasulullah Saw dikembalikan kepada pemiliknya.
Sesudah itu hendaklah Ali segera menyusul berhijrah ke Yatsrib bersama keluarga Nabi Muhammad Saw. Setelah matahari tenggelam, Rasulullah Saw. dan Abu Bakar bersiap-siap berangkat hijrah. Pada saat yang sama, di luar rumah Rasulullah Saw., telah berkumpul para pemuda pilihan untuk membunuh Nabi Muhammad Saw. Ali lalu tidur di tempat tidur Rasulullah dan berselimut dengan selimut beliau.
Oleh karena itu, jika para pengepung mengintai rumah, kelihatanlah oleh mereka bahwa Nabi Muhammad Saw. sedang tidur. Rasulullah kemudian meninggalkan rumah tanpa diketahui oleh musuhnya. Sampai malam hari, para pengepung masih menunggu Rasulullah Saw keluar. Mereka marah setelah mengetahui bahwa yang tidur bukan Nabi Muhammad Saw, melainkan Ali.
Mereka bertanya kepada Ali tentang keberadaan Rasulullah Saw Ali menjawab tidak tahu. Kemudian Ali ditarik ke luar dan dibawa ke dalam masjid. Ali dipukuli dan ditendang oleh mereka agar menunjukkan tempat persembunyian Rasulullah Saw Namun, Ali tetapi menjawab tidak tahu.
Setelah mengembalikan barang-barang titipan kepada pemiliknya, diam-diam Ali bersama keluarga Rasulullah serta keluarga Abu Bakar berangkat hijrah menyusul Nabi Muhammad Saw dan bertemu beliau di Quba. Rombongan yang ikut berhijrah adalah Fatimah, Ummu Kultsum, Saudah, Ummu Aiman dan anaknya yang bernama Usamah, Ummu Ruman (istri Abu Bakar) dan anak-anaknya yaitu Aisyah, Asma’ dan Abdullah.
3. Upaya Nabi Muhammad Saw dan Para Sahabat dalam Mengatasi Ancaman Kafir Quraisy ketika Hijrah Ke Yatsrib
a. Bersembunyi di Gua Tsur
Gua Tsur terletak di gunung Tsur. Di gua inilah Nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran kaum kafir Quraisy. Beliau sampai di Gua Tsur ini pada waktu tengah malam. Setelah dibersihkan dari binatang dan bebatuan oleh Abu Bakar, Rasulullah Saw. masuk ke gua tersebut untuk bersembunyi.
Kemudian Allah Swt menyuruh laba-laba yang beribu-ribu jumlahnya bersarang di muka Gua Tsur. Allah Swt. juga menyuruh burung merpati liar supaya bersarang dan bertelur di tempat tersebut. Oleh sebab itu, pintu Gua Tsur penuh dengan sarang laba-laba di atas serta sarang dan telur merpati di bawahnya.
Ketika tiba di Gua Tsur, pencari jejak dan para pemuda yang bersenjata bingung karena kehilangan jejak Rasulullah Saw ke mana selanjutnya, Apakan masuk ke dalam gua ataukah naik ke atas gua? Seandainya Rasulullah Saw dan Abu Bakar masuk ke dalam gua, tentu banyak telur burung merpati yang pecah dan sarang berserakan, serta sarang laba -laba akan rusak dan hancur.
Padahal di pintu gua tidak ada satu pun telur yang pecah dan sarang laba-laba yang hancur. Akhirnya mereka kembali dengan tangan hampa serta hati yang kesal. Rasulullah Saw yang berada dalam gua mendengar dengan jelas perkataan mereka. Sedikit pun Nabi Muhammad Saw tidak merasa cemas karena beliau percaya bahwa Allah Swt yang akan memberi pertolongan. Selama di Gua Tsur, Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar dibantu beberapa orang berikut:
1) Abdullah (putra Abu Bakar) membawa berita dari Mekah, terutama berita tentang Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar. Pada pagi hari, dia kembali ke Mekah dan pada malam harinya melaporkan setiap ada kejadian kepada Rasulullah Saw.
2) Asma (Putri Abu Bakar) setiap petang membawa makanan dari rumah dan diberikan kepada Rasulullah Saw dan Abu Bakar. Keesokan harinya, ia ikut kembali ke Mekkah bersama saudaranya.
3) Amir bin Fuhairah (pembantu Abu Bakar) setiap pagi menggembala kambingnya sampai ke Gua Tsur. Di sana, diperasnya air susu kambing yang digembalanya untuk diminum oleh Rasulullah Saw dan Abu Bakar.
Setiap petang, ia mengirim kambingnya pulang ke Mekah. Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari tiga malam tanpa kekurangan makanan dan minuman.
b. Nabi Muhammad Saw Menyamar sebagai Penunjuk Jalan
Pada hari keempat, Rasulullah Saw beserta Abu Bakar meninggalkan Gua Tsur. Rasulullah Saw mengendarai unta kepunyaan Abu Bakar yang bernama Al-Qushwa bersama dengan Abdullah bin Uraigith, sedangkan Abu Bakar mengendarai untanya yang lain bersama dengan Amir bin Fuhairah. Mereka menyusuri tepi Laut Merah menuju Yatsrib.
Abdullah bin Uraiqith dan Amir bin Fuhairah adalah orang yang diberi upah oleh Abu Bakar untuk menunjukan jalan ke Yatsrib. Dalam perjalanan, Abu Bakar sering ditegur dan disapa oleh orang-orang yang mengenalinya. Hal ini dikarenakan Abu Bakar adalah seorang bangsawan dan hartawan yang sering bepergian jauh untuk berdagang. Berbeda dengan Rasulullah Saw. Beliau hampir tidak pernah berpergian jauh dan bukan seorang hartawan sehingga dalam perjalanan beliau tidak dikenal orang lain.
Pada suatu hari, Abu Bakar bertemu dengan seseorang, dan orang itu bertanya kepadanya, “Siapakah yang bersamamu?” Abu Bakar menjawab, “inilah sahabatku yang menunjukkan jalan untuk pergi ke Yatsrib.” Mendengar jawaban Abu Bakar, Nabi Muhammad Saw hanya diam. Karena beliau mengerti apa yang dimaksud oleh Abu Bakar.
c. Allah Melindungi Nabi Muhammad Saw dari Kejaran Suraqah
Kaum kafir Quraisy gagal menangkap Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar ketika di Mekah. Kemudian, mereka mengerahkan suku-suku untuk mencari dan menemukan Rasulullah Saw. Mereka juga mengumumkan kepada masyarakat yang dapat menangkap Nabi akan mendapat hadiah seratus ekor unta. Dengan pengumuman ini, setiap orang ingin mencari dan menemukan Rasulullah. Salah satunya adalah Suraqah.
Kepala suku Bani Mudlij yang bernama Suraqah mendengar dari seseorang bahwa Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar telah melintas di dekat dusun Qudaidin. Dengan mengendarai kuda, ia telah sampai di belakang Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar.
Abu Bakar berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah! ada orang yang mengejar kita! Sekarang kita tentu tertangkap oleh musuh.” Tanpa memalingkan muka ke belakang, Rasulullah Saw menjawab, “Hai sahabatku, jangan bersusah hati karena bahwasanya Allah bersama kita, bukan?” Kemudian beliau berdoa kepada Allah.
Tergelincirlah kuda Suraqah dan ia terjatuh ke tanah. Suraqah, dengan menahan rasa sakit bangun dan kembali menaiki kuda untuk mengejar Rasulullah Saw. Setelah dekat dengan Rasulullah Saw, kejadian seperti itu terulang lagi. Kuda Suraqah tergelincir lagi dan Suraqah terjatuh. Peristiwa ini terjadi sampai tiga kali.
Akhirnya Suraqah minta maaf kepada Rasulullah Saw dan dimaafkan segala perbuatan Suraqah. Nabi Muhammad Saw berpesan agar jangan menyiarkan kepergian beliau ke Yatsrib kepada kaum kafir Quraisy di Mekah.
C. Hikmah Peristiwa Hijrah Nabi Saw ke Yatsrib
1. Bertambah Kecintaan Kaum Muslim terhadap Islam
وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا فِى اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مَا ظُلِمُوْا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ۗوَلَاَجْرُ الْاٰخِرَةِ اَكْبَرُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَۙ الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ
Artinya: “Dan, orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya, pahala di akherat adalah lebih besar kalau mereka mengetahui (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal. (QS. An-Nahl: 41-42).Agama Islam mengajarkan kepada umatnya apabila menghadapi berbagai macam gangguan yang diperbuat oleh orang-orang yang memasuki Islam supaya bersabar dan ikhlas. Apabila mereka sudah tidak mengenal lagi perikemanusiaan, Allah Swt memerintahkan supaya berhijrah ke tempat yang jauh dari ancaman dan gangguan mereka. Dengan hijrahnya kaum muslimin, tampak kecintaan mereka kepada Islam. Dan dengan hijrah pula tampaklah kecintaan kaum muslimin kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya mereka kepada tanah air dan harta bendanya.
2. Bertambah Kekuatan Kaum Muslimin
Dengan berhijrah ke Yasrib, kaum muslimin akan memperoleh ketenteraman dalam beribadah kepada Allah Swt. Dan Allah Swt akan memberikan pertolongan sehingga kaum muslimin dapat mengalahkan orang-orang kafir, walaupun mereka lebih besar atau lebih banyak kekuatannya.
3. Dakwah Membutuhkan Keadaan yang Mendukung
Nabi Muhammad Saw selama tiga belas tahun di Mekah selalu menghadapi berbagai gangguan dari kaum kafir Quraisy. Ancaman yang kecil sampai yang besar bahkan sampai yang membahayakan nyawa Rasulullah Saw Akhirnya, beliau memilih hijrah ke Yatsrib untuk melanjutkan dakwahnya. Yatsrib merupakan kota yang makmur, tenteram, mendukung segala kegiatan Nabi Muhammad Saw untuk menyiarkan agama Islam.
4. Setiap Kebenaran akan Mendatangkan Kemenangan
Rasulullah Saw setiap menghadapi ancaman kaum kafir Quraisy selalu sabar, teguh, dan berani. Nabi Muhammad Saw berkeyakinan bahwa orang yang berani dan tabah menderita kesukaran atau kesulitan akan mendapatkan kemuliaan. Kemenangan akan diperoleh oleh siapa pun yang berani dan tabah menempuh bahaya yang mengancam jiwanya. Allah beserta orang-orang yang benar.
5. Peristiwa Hijrah Dijadikan Dasar Permulaan Tahun Baru Islam Tahun Hijrah
Khalifah Umar bin Khattab menetapkan bahwa pergantian tahun Islam dimulai dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekah ke Yatsrib. Khalifah menetapkan dan memutuskan dengan persetujuan sahabat-sahabat Rasulullah Saw pada waktu itu bahwa permulaan pergantiannya dimulai pada tanggal 1 Muharram.